Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Simbol Kejayaan, Kini Kapal Slerek Muncar Bertumbangan

Kompas.com - 06/04/2022, 22:24 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ahmad Su'udi ,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Banyuwangi, Hasan Basri mengatakan, berkurangnya jumlah kapal slerek di Kecamatan Muncar dimulai pada 1992.

Saat itu disahkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Gubernur Jawa Timur dan Bali, terkait jumlah maksimal alat tangkap ikan yang boleh beroperasi di Selat Bali. Aturan itu untuk menghindari over fishing.

Kecamatan Muncar kebagian kuota maksimal kapal slerek 190 pasang. Sementara saat itu jumlahnya melebihi batas maksimal tersebut, hingga diupayakan dikurangi.

Namun kini, jumlah kapal slerek semakin berkurang karena ikan sepi dan banyak yang merugi. Saat ini jumlahnya tersisa sekitar 50 pasang.

"Hasil tangkap untuk Muncar ini semakin hari semakin menurun, semakin bulan semakin menurun. Sehingga jumlah alat tangkap purse seine itu semakin mengurangi," kata Hasan di Muncar, Rabu.

Baca juga: Cerita Nelayan di Banyuwangi, Hasil Tangkapan Tak Menentu, Berharap Bantuan Pemerintah

Selain sumber daya ikan yang cenderung turun setiap tahun, ongkos melaut untuk kapal slerek cukup tinggi, yakni Rp 5 juta sekali berangkat.

Hal itu membuat sebagian juragan darat mengubah kapal slerek mereka tak lagi berpasangan, melainkan memanfaatkan gardan untuk menarik jaring.

Nelayan di Kecamatan Muncar selalu berharap ikan lemuru kembali ramai di perairan Selat Bali. Sehingga, kapal slerek kembali dipasangkan dan perekonomian kembali berjaya.

Hasan mengatakan, dugaan penyebab lemuru hilang karena limbah industri, perubahan iklim, atau karena pola tangkap yang tidak benar, belum terjawab secara pasti.

"Sekarang tergantung alam sudah. Kalau sumber daya ikan meningkat, ya penghasilan nelayan juga akan meningkat. Kalau semakin sedikit, ya penghasilan nelayan turun," kata Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Pria di Kota Malang Diduga Bunuh Diri, Tubuhnya Mengenaskan Usai Ditabrak Kereta Api

Pria di Kota Malang Diduga Bunuh Diri, Tubuhnya Mengenaskan Usai Ditabrak Kereta Api

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com