Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sejarah Reog Ponorogo, Tarian Asal Jatim yang Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Kompas.com - 05/04/2022, 15:50 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Kesenian Reog Ponorogo diusulkan menjadi warisan budaya tak benda (WBtB) atau intangible culture heritage (ICH) kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO.

Usulan tersebut disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada UNESCO dalam lokakarya pengusulan ICH UNESCO pada 15-16 Februari 2022 di Jakarta.

Baca juga: Tari Reog Ponorogo: Sejarah, Makna, Iringan, dan Properti

 

“Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengusulkan Reog Ponorogo sebagai nominasi tunggal ke UNESCO, masuk warisan budaya tak benda. Untuk itu, kami akan support Reog Ponorogo,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, dikutip dari Kompas.com, Minggu (27/2/2022).

Baca juga: Tari Reog Ponorogo, Kisah Melamar Putri Kediri hingga Media Dakwah

Agar lebih mengenal dekat tentang Reog Ponorogo, dalam artikel ini Kompas.com akan membahas terkait asal Reog Ponorogo, sejarah Reog Ponorog, hingga makna tarian yang disampaikan dalam Reog Ponorogo.

Baca juga: Reog Ponorogo Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Asal daerah Reog Ponorogo

Reog Ponorogo merupakan salah satu budaya khas dari daerah Jawa Timur.

Tari Reog Ponorogo adalah seni tari tradisional masyarakat Ponorogo yang juga dikenal dengan sebutan Barongan.

Tarian ini menampilkan singo barong, sosok dengan topeng macan berhias bulu merak dengan ukuran sangat besar dan ditarikan dengan gerakan yang meliuk-liuk.

Sejarah Tari Reog Ponorogo

Melansir dari Antara, kesenian Reog Ponorogo tercatat dalam prasasti Kerajaan Kanjuruhan dengan tanggal 760M serta prasasti Kerajaan Kediri pada tahun 1045 M.

Terdapat beberapa versi dari sejarah terciptanya kesenian Tari Reog Ponorogo ini yang merujuk pada kejadian dan legenda di daerah setempat.

Berikut sejarah Tari Reog Ponorogo yang berkaitan dengan kejadian di masa lampau.

1.Legenda Singo Barong

Cerita pertama adalah kisah Kelana Sewandana, sosok Raja Bantarangin yang bermaksud melamar Dewi Sanggalangit seorang putri raja di Kediri.

Sebagai syarat, Kelana Sewandana harus mengalahkan singo barong yang berada di Alas Roban.

Ia membawa sejumlah pasukan berkuda yang sayangnya dengan mudah dikalahkan oleh singo barong.

 

Kelana Sendawa kemudian menggunakan sumping di telinganya yang menjelma menjadi dua ekor merak yang mengalihkan perhatian singo barong.

Berkat cara tersebut, singo barong terpesona dengan Merak dengan mudah dikalahkan menggunakan Pecut Saman yang dibawanya.

Pesta pernikahan Kelana Sewandana dan Dewi Sanggalangit kemudian diiringi dengan hadirnya singo barong dengan dua ekor merak bertengger di atas kepalanya.

2.Cerita Ki Ageng Kutu

Sementara cerita kedua berasal dari kisah Ki Ageng Kutu, abdi Raja Brawijaya V yang meninggalkan Majapahit.

Ki Ageng Kutu kemudian mendirikan padepokan Surukubeng yang mengajarkan ilmu kanuragan dengan permainan barongan.

Sayangnya Raja Brawijaya V justru menganggap Ki Ageng Kutu tak mau lagi mengikuti titahnya dan berkhianat.

Kemudian diutuslah Raden Katong untuk menyerang padepokan itu dan berakhir dengan kekalahan Ki Ageng Kutu.

Sebagai imbalan, Raja Brawijaya V memberikan Raden Katong tanah perdikan di Wengker.

Makna Tari Reog Ponorogo

Reog atau Reyog disebut berasal dari kata Riyokun yang berarti khusnul khotimah yang diambil dari cerita perjuangan Raden Katong mengalahkan Ki Ageng Kutu.

Hal ini tak jauh dari makna tari tradisional ini yang mengisahkan tentang peperangan.

Namun ada juga yang mengartikan tarian ini sebagai sindiran Ki Ageng Kutu kepada Raja Brawijaya V yang tunduk kepada istrinya.

Raja Brawijaya V diibaratkan sebagai seekor macan yang ditunggangi oleh merak, sementara para pasukan majapahit dilambangkan oleh penari jathil dengan kuda-kudanya.

Sementara Ki Ageng Kutu digambarkan sebagai warok yang berniat melindungi tanpa pamrih.

Karena adanya kisah percintaan, terkadang dimunculkan pula sosok Kelana Sewandana dengan patihnya Bujang Ganong.

Kisah percintaan ini biasa dimainkan apabila pertunjukkan Reog Ponorogo diadakan dalam acara pernikahan.

Iringan dan Properti Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo dimainkan dengan iringan gamelan dan lagu-lagu tradisional.

Oleh karenanya, biasanya dalam iringan tari ada dua kelompok yaitu pemain gamelan dan penyanyi.

Sementara itu properti tari yang digunakan juga dibedakan untuk tiap penari.

Penari barongan menggunakan kostum ditambah topeng Singo Barong dan dadak merak,

Dadak merak berukuran besar terbuat dari bulu burung merak yang disusun pada lembaran bambu atau rotan.

Dadak merak ini terkenal karena memiliki berat mencapai 30-50kg dan hanya dikendalikan dengan kekuatan gigi atau rahang dari penarinya.

Untuk warok, selain kostum mereka juga akan menggunakan topeng dan membawa cemeti atau pecut.

Para jathilan selain menggunakan kostum dengan selendang, mereka juga membawa jaranan atau kuda-kudaan dari anyaman bambu.

Sementara Klono Sewandono dan patihnya Bujang Ganong akan melengkapi penampilan kostumnya dengan mengenakan topeng. (Penulis: Puspasari Setyaningrum)

Sumber:
www.kompas.com, www.antaranews.com,  indonesiabaik.id, bobo.grid.id, dan tribunjatimwiki.tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk Tabrakan di Gresik dan Menyebabkan 3 Orang Terluka

Dua Truk Tabrakan di Gresik dan Menyebabkan 3 Orang Terluka

Surabaya
Harga Daging Ayam di Sumenep Rp 48.000 Per Kg, Warga Kurangi Pembelian

Harga Daging Ayam di Sumenep Rp 48.000 Per Kg, Warga Kurangi Pembelian

Surabaya
Jalur Piket Nol Tetap Buka Saat Mudik Lebaran, Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Jalur Piket Nol Tetap Buka Saat Mudik Lebaran, Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Surabaya
Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba

Surabaya
Remaja di Ponorogo Produksi Petasan untuk Diledakkan Saat Lebaran

Remaja di Ponorogo Produksi Petasan untuk Diledakkan Saat Lebaran

Surabaya
Perampok Bersenjata Api Sasar Agen BRILink di Lamongan

Perampok Bersenjata Api Sasar Agen BRILink di Lamongan

Surabaya
Truk Boks Tabrak Avanza di Madiun, 1 Penumpang Meninggal, 4 Orang Terluka

Truk Boks Tabrak Avanza di Madiun, 1 Penumpang Meninggal, 4 Orang Terluka

Surabaya
Santri ABH Penganiaya Santri Lain di Kediri Divonis 6 Tahun 6 Bulan Penjara

Santri ABH Penganiaya Santri Lain di Kediri Divonis 6 Tahun 6 Bulan Penjara

Surabaya
445 PPPK Pamekasan Joget Pakai Lagu Kampanye Prabowo, Pj Bupati Minta Maaf

445 PPPK Pamekasan Joget Pakai Lagu Kampanye Prabowo, Pj Bupati Minta Maaf

Surabaya
Pemudik Melahirkan di Dalam Bus Mila di Exit Tol Madiun

Pemudik Melahirkan di Dalam Bus Mila di Exit Tol Madiun

Surabaya
Mengenal Kue Bolu Khas Magetan, Diburu Warga Saat Ramadhan dan Masih Jadi Menu Favorit Lebaran

Mengenal Kue Bolu Khas Magetan, Diburu Warga Saat Ramadhan dan Masih Jadi Menu Favorit Lebaran

Surabaya
Dinas KBPPPA Gresik dan Dinsos Jatim Beri Pendampingan Anak-anak Korban Gempa Bawean

Dinas KBPPPA Gresik dan Dinsos Jatim Beri Pendampingan Anak-anak Korban Gempa Bawean

Surabaya
TNI AL Sediakan Mudik Gratis Pakai Kapal Perang Berangkat dari Surabaya, Simak Syarat dan Ketentuannya

TNI AL Sediakan Mudik Gratis Pakai Kapal Perang Berangkat dari Surabaya, Simak Syarat dan Ketentuannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com