Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kampung Lontong Banyu Urip Surabaya, Dulu Dikenal Sentral Penghasil Tempe

Kompas.com - 05/04/2022, 14:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kota Surabaya memiliki satu kampung unik yang dikenal dengan Kampung Lontong. Sebutan tersebut muncul karena hampir sebagian warganya adalah pengrajin lontong.

Kampung lontong berada di gang Banyu Urip, Krajan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Gang tersebut seakan tak pernah tidur. Sejak dini hari, keramaian mulai terlihat.

Kaum perempuan dan laki-laki mengukus beras untuk dimasukkan ke dalam daun untuk selanjutnya dimasak.

Di teras-teras rumah warga yang lain sibuk menata lontong dalam sebuah tempat untuk diantar ke pasar-pasar Surabaya dan sekitarnya.

Baca juga: Saat Ganjar Pranowo Wawancarai Penjual Lontong Tuyuhan Rembang di Pinggir Jalan

Tak hanya untuk memasok kebutuhan sehari-hari, tapi juga untuk memasok pesanan saat hari raya Idul Fitri hingga Cap Go Meh.

Dalam sehari, rata-rata pembuat lontong menghabiskan 700 kg hingg satu kuintal beras.

Dikutip dari jurnal pendidikan sejarah yang ditulis Septina Alrianingrum, mahasiswa Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmus Sosial, Unversitas Negeri Surabaya yang berjudul dari Bog Tempe Menjadi Kampung Lontong Tahun 1974-2021, tercatat pada tahun 2018 ada 76 keluarga yang menjadi pengusaha lontong di kampung tersebut.

Baca juga: Tradisi Imlek Warga Solo, Ziarah Makam Leluhur hingga Makan Lontong Cap Go Meh

Dulu adalah sentra penghasil tempe

ilustrasi tempe. Ilmuwan Indonesia berhasil menyusun peta kimia tempe. Diharapkan penelitian profil kimiawi tempe bisa membantu peningkatan dan pengembangan gizi superfood tempe.SHUTTERSTOCK/Kristanti ilustrasi tempe. Ilmuwan Indonesia berhasil menyusun peta kimia tempe. Diharapkan penelitian profil kimiawi tempe bisa membantu peningkatan dan pengembangan gizi superfood tempe.
Septina menulis pada tahun 1960, Kampung Lontong adalah sentra penghasil tempe yang bersa di Surabaya.

Bahkan ada sebuah bog tempe atau jembatan tempe. Sebutan bog tempe muncul karena di Banyu Urip Lor terdapat sebuah jembatan dan dan hampir semua warga di sekitar jembatan tersebut berprofesi sebagai pembuat tempe.

Namun pada tahun 1970, eksistensi tempe Banyu Urip mulai menurun karena banyak pesaing dari daerah lain. Saat itu yang paling mendominasi adalah tempe Pekalongan karena harganya lebih ekonomis.

Walaupun secara bahan dan kualitas, tempe Banyu urip lebih bagus.

Baca juga: Menengok Cantiknya Kampung Yoboi, Desa Wisata di Atas Danau Sentani (1)

Para perajin tempe pun bergeser menjadi pembuat lontong. Puncaknya adalah tahun 1998-1999 saat terjadi krisis monoter di Indonesia.

Kebutuhan lontong terus bertambah seiring dengan bertambah banyaknya kuliner yang berbahan dasar lontong.

Citra Banyu Urip sebagai "bog" tempe pun bergeser menjadi Kampung Lontong.

Kisah Ramiah

Ilustrasi lontong daun pisang, sajian Lebaran pendamping opor ayam.SHUTTERSTOCK/CHOLIFAHCHO2 Ilustrasi lontong daun pisang, sajian Lebaran pendamping opor ayam.
Kampung Lontong Banyu Urip Surabaya tak bisa dipisahkan dari sosok Ramiah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik

Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik

Surabaya
Dua Truk Tabrakan di Gresik dan Menyebabkan 3 Orang Terluka

Dua Truk Tabrakan di Gresik dan Menyebabkan 3 Orang Terluka

Surabaya
Harga Daging Ayam di Sumenep Rp 48.000 Per Kg, Warga Kurangi Pembelian

Harga Daging Ayam di Sumenep Rp 48.000 Per Kg, Warga Kurangi Pembelian

Surabaya
Jalur Piket Nol Tetap Buka Saat Mudik Lebaran, Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Jalur Piket Nol Tetap Buka Saat Mudik Lebaran, Diberlakukan Sistem Buka Tutup

Surabaya
Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba

Surabaya
Remaja di Ponorogo Produksi Petasan untuk Diledakkan Saat Lebaran

Remaja di Ponorogo Produksi Petasan untuk Diledakkan Saat Lebaran

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com