Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirab Tumpeng Setinggi 2 Meter dan Hasil Bumi, Cara Penyintas Sambut Ramadhan

Kompas.com - 01/04/2022, 19:59 WIB
Miftahul Huda,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Masyarakat dan para penyintas bencana erupsi Gunung Semeru melakukan tradisi unik menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Mereka melakukan arak-arakan dengan membawa nasi tumpeng dan hasil bumi dari Pemandian Tirtosari menuju lapangan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jumat (1/4/2022).

Baca juga: Dalam Hitungan Menit, Nasabah Mengaku Uang Rp 297 Juta di Rekening Raib, Bermula Mendapat Telepon

Nasi setinggi dua meter dan dua tumpukan hasil bumi tersebut dibuat oleh penyintas Semeru yang mengungsi di Desa Penanggal secara gotong royong.

Dengan antusias, para penyintas melakukan kirab bersama diiringi irama musik kentongan yang mereka mainkan dengan merdu.

Sontak, pertunjukan kirab yang menempuh jarak lebih dari 2 km tersebut menjadi tontonan warga sekitar. Tidak sedikit warga yang mengabadikan momen tersebut melalui kamera ponselnya.

Beberapa warga secara bergantian juga turut membantu memanggul tumpeng dan hasil bumi.

Baca juga: Saldo Rp 297 Juta Nasabah di Lumajang Hilang Sekejap, Ini Kata Kapolres

Hadi, salah satu warga Desa Penanggal mengatakan bahwa acara kirab tumpeng ini sejatinya rutin dilakukan oleh warga setiap menjelang Ramadhan.

Namun, menurutnya momen kali ini terasa lebih spesial.

Bukan hanya karena sudah dua tahun terakhir tidak ada kegiatan semacam ini, tapi keberadaan para penyintas bencana memeriahkan suasana sekaligus menjadi momentum kebersamaan dan saling berbagi kebahagiaan.

"Sebenarnya dulu rutin, cuma dua tahun ini yang enggak ada. Kirab sekarang bisa dikatakan sebagai ajang berbagi rasa syukur bersama penyintas," ungkapnya.

Baca juga: Dalam Hitungan Menit, Nasabah Mengaku Uang Rp 297 Juta di Rekening Raib, Bermula Mendapat Telepon

Bentuk rasa syukur

Terlihat dalam iring-iringan, sosok nyentrik Mak Lampir dan orang berpakaian ala kerajaan dengan membawa ular di bahunya.

Sekretaris Desa Penanggal, Mufidun Alamin mengatakan adanya dua sosok nyentrik tersebut merupakan perpaduan budaya Gunung Semeru dan Gunung Merapi.

"Mak lampir kan identik dengan merapi, sedangkan kalau semeru identik dengan ularnya. Karena di sini juga banyak relawan yang dari Jogja, maka coba kita kolaborasikan," terang Amin.

Amin menambahkan acara yang digelar sejak sore tadi menjadi bentuk rasa syukur yang dipanjatkan penyintas karena telah selamat dari bencana erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 silam.

"Ini bukti rasa syukur para penyintas yang tinggal di pengungsian Desa Penanggal karena mereka telah terselamatkan dari erupsi Gunung Semeru pada Desember silam," kata dia.

Baca juga: Gunung Semeru Alami 24 Kali Erupsi dalam 12 Jam, Status Siaga

Sementara itu, Munah salah satu penyintas asal Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo mengaku senang dan terhibur dengan adanya kegiatan ini.

Sebab, telah lebih dari 3 bulan lamanya ia tinggal di pengungsian.

"Senang, hiburan juga ini karena kan bosan di sini sudah lama juga, jadi memang butuh hiburan seperti ini," ungkapnya.

Kemeriahan di lapangan Desa Penanggal tidak selesai sampai di situ. Malam nanti, para penyintas masih akan mendapatkan hiburan berupa pentas seni yang berasal dari penyintas bencana, relawan, dan masyarakat setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Surabaya
Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompaisasi

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompaisasi

Surabaya
Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Surabaya
Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Surabaya
Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Surabaya
Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Surabaya
Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Surabaya
Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Surabaya
Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Surabaya
Isa Bajaj Minta Pemkab Pasang CCTV di Alun-alun Magetan Usai Insiden yang Menimpa Anaknya

Isa Bajaj Minta Pemkab Pasang CCTV di Alun-alun Magetan Usai Insiden yang Menimpa Anaknya

Surabaya
Gibran dan Bobby Disebut Akan Terima Satyalancana dari Presiden Jokowi di Surabaya

Gibran dan Bobby Disebut Akan Terima Satyalancana dari Presiden Jokowi di Surabaya

Surabaya
Bendahara PNPM di Magetan Dijebloskan ke Sel

Bendahara PNPM di Magetan Dijebloskan ke Sel

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com