BATU, KOMPAS.com - Jelang Ramadhan, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso meninjau pedagang di tempat pasar relokasi pada Rabu (30/3/2022).
Orang nomor satu di Kota Batu, Jawa Timur, itu sempat berbincang-bincang dengan beberapa ibu-ibu yang mengeluhkan mahalnya harga minyak goreng (migor) kemasan.
"Banyakin merebus ya Bu," kata Dewanti kepada salah satu ibu-ibu, Rabu.
Soal keluhan minyak goreng dari masyarakat, menurutnya, kondisi tersebut terjadi secara nasional.
Dewanti juga menyampaikan ketersedian minyak goreng kemasan relatif aman. Sedangkan minyak goreng curah berbanding jauh karena stoknya tidak ada.
"Terutama memang harga minyak goreng yang dikeluhkan oleh masyarakat, tapi kita tahu bahwa situasi ini nasional, stok ada semua tetapi untuk minyak curah tidak ada, tapi yang kemasan ada," katanya.
Pemkot Batu berupaya memberi masukan ke Pemerintah Pusat agar harga minyak goreng kemasan bisa terjangkau.
Begitu juga melakukan operasi pasar minyak goreng curah, pihaknya akan mengajukan terlebih dahulu ke Pemerintah Pusat.
Baca juga: Tertangkap Petik Cabai yang Siap Panen, 2 Maling di Kota Batu Dihajar Warga
Dewanti juga mengungkapkan Pemkot Batu tidak sanggup melakukan subsidi minyak goreng.
"Kita kalau mau subsidi Rp 10.000 satu liternya tidak akan kuat," katanya.
Selain itu, daya beli masyarakat berbelanja minyak goreng kemasan masih landai. Hal itu karena situasi dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung.
"Demikian juga saat ini tanggal tua masih landai, ketika nanti awal bulan mudah-mudahan bisa ada pergerakan ketika situasi dan kondisi ekonomi membaik," katanya.
Kepala Diskumdag Kota Batu Eko Suhartono mengatakan, minyak goreng curah rata-rata cenderung dibutuhkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Sedangkan minyak goreng kemasan dibutuhkan masyarakat rumah tangga.
"Bagaimana kebutuhan UMKM pasti kita ajukan seperti yang beberapa waktu lalu dari APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) ada yang datang, ada PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) juga, pasti akan difasilitasi berapa yang dibutuhkan nanti dikoordinir," ungkapnya.
Pihaknya juga belum bisa memastikan berapa jumlah kebutuhan tersebut.