Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Banyuwangi Gelar Ritual Resik Lawon, Bersihkan Baju Sang Buyut Jelang Ramadhan

Kompas.com - 18/03/2022, 08:06 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ahmad Su'udi ,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Menjelang Ramadhan, kelompok masyarakat Suku Osing (Using) menggelar ritual adat Resik Lawon, Kamis (17/3/2022).

Acara adat itu secara prinsip adalah mengganti baju Ki Wongso Karyo, yang merupakan salah satu nenek moyang Suku Osing.

Baca juga: Rumah Ikan di Banyuwangi Diklaim Berhasil, Ini Cerita Warga Kampung Nelayan Pulau Santen

Ki Wongso Karyo dikisahkan memiliki jambul rambut belakang atau kuncung wingking dalam bahasa Jawa, sehingga kerap disapa Buyut Cungking.

Tempat persemayamannya pun berada di Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Nama kampung tersebut pun diyakini diambil dari nama panggilan sang buyut.

"Sebenarnya ritual Resik Lawon pada hari ini, itu untuk mengganti baju setiap tahun satu kali. Karena ini mau menghadapi atau jelang bulan Ramadhan, jadi itu setiap tahunnya dilaksanakan," kata juru kunci Situs Makam Buyut Cungking Jam'i, Kamis.

Pihaknya melaksanakan persiapan dan prosesi tradisi itu sejak Rabu (16/3/2022) sore. Mereka menyiapkan perlengkapan di balai milik keluarga Jam'i.

Keesokannya, kain mori yang dijadikan kelambu di makam Buyut Cungking dilepas dan dilipat, kemudian dibawa ke sungai.

Dam Banyu Gulung yang berjarak sekitar 1 kilometer merupakan lokasi sungai yang selalu digunakan warga dalam pelaksanaan ritual ini.

Sebagian masyarakat meyakini bahwa air perasan bilasan kain putih itu bertuah. Mereka pun mengambilnya dalam botol-botol plastik dan dibawa pulang.

Kain mori atau lawon itu kemudian dijemur hingga ketinggian belasan meter karena ukurannya yang panjang dan tidak boleh menyentuh tanah.

"Harapannya supaya bersih, setelah Ramadhan kan Hari Raya Idul Fitri. Jadi sekalian dibersihkan di sini," kata Jam'i yang merupakan juru kunci generasi kesembilan itu.

Kain mori yang sobek atau rusak diganti yang baru. Kemudian, dipasang kembali sebagai kelambu di pondok persemayan Buyut Cungking di lingkungan pemakaman Lingkungan Cungking.

Prosesi selanjutnya berdoa kepada Tuhan di depan pintu makam Buyut Cungking secara bergantian. Sisa kain mori yang tak terpakai kemudian dikubur di halaman pondok persemayaman sang buyut tersebut.

Sejumlah warga berduyun-duyun mengikuti prosesi itu, dari yang sibuk di dapur hingga yang menangani kain mori. Mereka berharap mendapatkan berkah dari sang buyut.

Baca juga: Mahasiswa di Banyuwangi Diduga Gelapkan Mobil Pinjaman, Korban Rugi Rp 300 Juta

Apalagi, kata Jam'i, diyakini sampai saat ini Buyut Cungking masih hidup. Bukannya meninggal dunia, sang buyut telah melalui prosesi moksa atau telah lepas dari ikatan duniawi.

"Kalau Buyut Cungkin itu moksa, bukan wafat," kata Jam'i.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kornas PeTiga Jatim, Kader PPP yang Siap Disanksi karena Dukung Prabowo-Gibran

Kornas PeTiga Jatim, Kader PPP yang Siap Disanksi karena Dukung Prabowo-Gibran

Surabaya
Kesaksian Mantan Wabup Blitar soal Pesawar Pelita Air yang Sempat Batal Terbang karena Candaan Bom

Kesaksian Mantan Wabup Blitar soal Pesawar Pelita Air yang Sempat Batal Terbang karena Candaan Bom

Surabaya
Alasan Pelaku Jual Hasil Rampokan di Jawa Tengah Usai Bunuh Pria di Gresik

Alasan Pelaku Jual Hasil Rampokan di Jawa Tengah Usai Bunuh Pria di Gresik

Surabaya
Pengakuan Pelaku Pembunuhan dan Perampokan Pria yang Tewas Mengenaskan di Gresik

Pengakuan Pelaku Pembunuhan dan Perampokan Pria yang Tewas Mengenaskan di Gresik

Surabaya
Usut Kematian Mahasiswa Asal Taput, Polresta Denpasar Periksa Pacar Korban di Jakarta

Usut Kematian Mahasiswa Asal Taput, Polresta Denpasar Periksa Pacar Korban di Jakarta

Surabaya
Berawal dari Karyawan Masak Air, Toko Oli dan Bengkel Mobil di Magetan Terbakar

Berawal dari Karyawan Masak Air, Toko Oli dan Bengkel Mobil di Magetan Terbakar

Surabaya
7 dari 8 RPH di Lumajang Belum Bersertifikat Halal

7 dari 8 RPH di Lumajang Belum Bersertifikat Halal

Surabaya
Ketum PSI Kaesang Pangarep Ngacir Ditanya soal Pernyataan Ade Armando

Ketum PSI Kaesang Pangarep Ngacir Ditanya soal Pernyataan Ade Armando

Surabaya
Merasa Diintimidasi, Butet: Aku Kehilangan Kemerdekaan

Merasa Diintimidasi, Butet: Aku Kehilangan Kemerdekaan

Surabaya
Penumpang Bercanda Bawa Bom, Pesawat Pelita Air Rute Surabaya-Jakarta Terlambat Terbang

Penumpang Bercanda Bawa Bom, Pesawat Pelita Air Rute Surabaya-Jakarta Terlambat Terbang

Surabaya
KPU Kota Batu Minta Pemkot Batu Fasilitasi BPJS Ketenagakerjaan bagi Ribuan Petugas KPPS

KPU Kota Batu Minta Pemkot Batu Fasilitasi BPJS Ketenagakerjaan bagi Ribuan Petugas KPPS

Surabaya
Seorang Pelajar Perempuan di Trenggalek Tewas dalam Kecelakaan Motor Vs Truk Box

Seorang Pelajar Perempuan di Trenggalek Tewas dalam Kecelakaan Motor Vs Truk Box

Surabaya
Butet Jelaskan Intimidasi Saat Gelar Pertunjukan di Taman Ismail Marzuki

Butet Jelaskan Intimidasi Saat Gelar Pertunjukan di Taman Ismail Marzuki

Surabaya
Sempat Pamit kepada Istri Hendak ke Sawah, Pria di Lamongan Justru Tewas Kesetrum

Sempat Pamit kepada Istri Hendak ke Sawah, Pria di Lamongan Justru Tewas Kesetrum

Surabaya
Mafia Tanah di Surabaya Ditangkap, Tipu 350 Orang dengan Modus Jual Rumah

Mafia Tanah di Surabaya Ditangkap, Tipu 350 Orang dengan Modus Jual Rumah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com