LUMAJANG, KOMPAS.com - Sayati (80), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tetap bertahan di rumahnya meski terendam banjir. Sayati tetap setia menemani sang ibu, Satro yang sudah terbaring lemas tak berdaya karena faktor usia yang telah mencapai 106 tahun.
Bahkan ketika kiriman air dari luapan Sungai Krasak menggenangi rumahnya, Sayati tetap bergeming untuk tidak mengungsi.
Sayati tetap bertahan walaupun dengan kondisi terbatas, tanpa selimut dan jaket di dalam rumah yang terendam air.
"Gak punya jaket saya nak, kasihan mbah kalau saya tinggal," ucap Sayati di rumahnya, Selasa (15/3/2022) dini hari.
Baca juga: Rumah Terendam Banjir, Warga Wonorejo Geruduk Kantor Pengairan Lumajang
Sayati tinggal berdua bersama sang ibu yang setiap hari hanya menghabiskan waktu di atas ranjang sederhananya. Meski sering diajak oleh putra-putrinya untuk pindah, Sayati menolak.
Sayati mengisahkan bahwa setiap hari ia harus mengantar sang ibu ke sungai untuk mandi dengan cara membopongnya secara perlahan.
Tak disangka, sungai yang setiap hari ia singgahi untuk memandikan ibunya, tiba-tiba meluap hingga ke rumah.
"Mbah ini kalau mandi tidak mau kalau nggak ke sungai, katanya gak seger, jadi setiap hari ke sungai sana, lah sekarang airnya ke sini," terang Sayati.
Baca juga: Pembacok Suporter Persebaya di Lumajang Ditangkap di Madura, Pelaku Masih di Bawah Umur
Saat ketinggian air mencapai 70 sentimeter dan hampir menenggelamkan ranjangnya, Satro tetap tidak beranjak. Ia menganggap ranjangnya lah tempat paling aman untuk berlindung dari air banjir.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.