Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Sebut Maraknya Arisan Online Dipengaruhi oleh Pandemi: Tak Ada Interaksi Fisik

Kompas.com - 11/03/2022, 06:17 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - Penipuan yang mengatasnamakan investasi dengan modus arisan online marak terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air.

Bahkan total kerugian yang dialami para korban mencapai miliaran rupiah.

Seperti yang terjadi di Banjarmasin. Seorang oknum polisi yang bertugas di Polresta Banjarmasin dan istrinya diamankan karena duduga terlibat kasus arisan online fiktif.

Update terakhir total kerugian para korban mencapai Rp 11 miliar. Walau RA diketahui sedang hamil 2 bulan, polisi akan terus menjalankan proses hukumnya.

Baca juga: Hamil 2 Bulan, Proses Hukum Tersangka Bandar Arisan Online Bodong di Banjarmasin Tetap Berjalan

Tak hanya d Banjarmasin. Di Kabupaten Bandung dan Sumadeng, kerugian arisan online yang dialamai para korban mencapai 21 miliar.

Dua tersangka yakni pasangan suami istri, MAW dan HTP sudah diamankan oleh polisi. Untuk mengendus aliran dana Rp 21 miliar tersebut, polisi menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan bank terkait.

Akademisi sebut arisan online dipengaruhi kondisi pandemi

Kondisi pamdemi sangat berpengaruh dengan maraknya arisan online fiktif yang berhasil diungkap oleh polisi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Linda Dwi Eriyanti, dosen Fisip Univeritas Negeri Jember. Menurutnya saat pandemi, orang tak berinteraksi secara fisik dan lebih banyak mengakses media sosial.

Lalu para korban yang mengikuti media sosial bandar arisan akan merasa sudah mengenal dekat sehingga percaya untuk menginvestasikan sejumlah uang untuk arisan online.

Baca juga: Kerugian Arisan Bodong di Sumedang dan Bandung Capai Rp 21 Miliar, Polisi Dalami Aliran Dananya

"Pandemi orang lebih banyak menggunakan media sosial dan akhirnya saat saling follow merasa sudah mengenal dan mudah percaya," kata Linda, Selasa (8/3/2022).

Untuk meyakinkan para korban, menurut Linda, biasanya para bandar arisan akan menampilkan citra yang baik di media sosial miliknya.

Seperti mengunggah foto-foto barang mewah dan foto keguatan yang menunjukkan dia sukses secara finansial.

"Di media sosial kita bisa membentuk citra yang kita inginkan dan itu berbahaya karena dunia nyata belum tentu sama dengan yang dicitrakan di dunia maya," tambah Ketua Pusat studi Gender Universitas Negeri Jember tersebut.

Baca juga: Tersangka Arisan Fiktif di Sumedang dan Bandung Pamer Hidup Mewah di Medsos, Polisi: Menarik Korban

Makna arisan yang bergeser

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Linda juga menjelaskan jika makna arisan saat ini sudah bergeser.

Awalnya arisan dilakukan sebagai bentuk solidaritas, namun kini niatnya sudah berubah untuk mencari keuntungan.

"Arisan dulu dilakukan konteksnya untuk membantu di komunitas yang memiliki ikatan tertentu. Sebagai bentuk solidaritas. Seperti arisan untuk biaya pernikahan atau arisan keluarga untuk silaturahmi. Sekarang niat arisannya sudah beda," kata Linda.

Namun perkembangan digital yang terus tumbuh tak diimbangi dengan pengetahuan literasi digital dan finasial digital masyarakat.

Baca juga: Tersangka Arisan Fiktif di Sumedang dan Bandung Pamer Hidup Mewah di Medsos, Polisi: Menarik Korban

Hal tersebut membuat banyak orang terjebak dengan arisan online fiktif.

"Yang penting ada untung besar, akhirnya mereka tertarik untuk ikut arisan. Para korban juga tak memahami pengetahuan tentang finasial digital dan hanya modal kepercayaan," kata Linda.

Ia juga menjelaskan saat ini banyak sekali investasi yang menggunakan istilah arisan karena masyarakat awam lebih bisa menerima.

"Kalau pake istilah investasi kan orang berpikirnya ada untung rugi. Nah kalo pakai istilah arisan pasti mikirnya untung. Ini menyamarkan eksploitasi investasi," kata Linda.

Baca juga: Bertambah, Jumlah Pelapor Arisan Bodong di Sumedang dan Kabupaten Bandung

Apalagi di media sosial disuguhkan dengan fenomena crazy rich yang awalnya bukan siapa-siapa lalu menjadi kaya.

Hal tersebut membuat banyak orang kehilangan rasional dan kemampuan untuk kritis.

"Agar tidak terulang yang perlu dilakukan adalah memperbanyak literasi. Jangan percaya dengan keuntungan besar dalam waktu yang singkat. Berpikir ulang saat akan mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Selain itu yang harus dipahami adalah arisan bukanlah bentuk dari investasi," kata Linda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Khofifah: untuk Warga Jatim

Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Khofifah: untuk Warga Jatim

Surabaya
Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Surabaya
6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

Surabaya
Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Surabaya
Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Surabaya
Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Surabaya
Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com