BLITAR, KOMPAS.com - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Blitar Kota akhirnya menyingkap misteri pencurian 15 laptop milik SMK Negeri 1 Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang dilaporkan pada pertengahan September 2021.
Setelah enam bulan penyelidikan, polisi akhirnya mengidentifikasi tiga pelaku pencurian itu. Mereka ternyata bekas siswa sekolah tersebut.
Saat pencurian itu terjadi, dua dari tiga pelaku bahkan masih berstatus sebagai siswa SMK Negeri 1 Udanawu.
Kepala Satreskrim AKP Momon Suwito Pratomo sempat kesulitan mengungkap kasus tersebut.
"Rekaman kamera CCTV yang ada di dalam dan sekitar pagar sekolah tidak ada yang memberikan petunjuk yang dapat mengarahkan kami pada pelaku," kata Momon kepada Kompas.com, Rabu (9/3/2022).
Di sisi lain, kata Momon, pihaknya tidak menemukan adanya upaya paksa masuk ke lingkungan sekolah dan ruang komputer di mana laptop itu disimpan.
Fakta tersebut, lanjutnya, sempat membuat polisi meyakini pencurian dilakukan orang dalam. Kecurigaan polisi, kata dia, terutama ditujukan kepada petugas keamanan dan penjaga malam.
Namun orang-orang yang dicurigai, kata dia, ternyata terbukti memiliki alibi sehingga keyakinan pencurian dilakukan orang dalam menjadi melemah.
Baca juga: Demi Penuhi Gaya Hidup, Buruh Serabutan di Blitar Curi Uang Rp 17 Juta Milik Tetangga
"Lalu kami menemukan fakta adanya jejak kaca nako di ruang komputer yang pecah. Dan kami mulai berpikir pelaku bisa saja bukan orang dalam," kata Momon.
Melalui detail penyelidikan yang enggan dia ungkapkan, akhirnya polisi mengidentifikasi beberapa pelaku, termasuk IA (19), warga Desa Togokan, Kecamatan Srengat yang pernah menjadi siswa sekolah tersebut namun dikeluarkan.
"Empat hari lalu kami tangkap IA di rumahnya dan kami temukan adanya 15 dus bekas bungkus laptop di kamarnya," tutur Momon.
Dari penangkapan IA, kata dia, polisi mendapatkan identitas dua pelaku lain yang masih tergolong di bawah umur.
"Sebut saja Anak 1 dan Anak 2. Usia baru 16 tahun. Mereka kini ditahan Unit PPA (perlindungan perempuan dan anak)," kata dia.
Panjat pagar belakang sekolah
Kedua pelaku yang masih di bawah umur itu, ujarnya, masih berstatus sebagai siswa SMK tersebut ketika melakukan pencurian. Mereka keluar dari sekolah itu beberapa saat setelah pencurian.
Kata Momon, ketiga pelaku mengetahui persis bagaimana masuk ke lingkungan sekolah, yakni memanjat pagar belakang yang berdekatan dengan lokasi ruang komputer.
"Lalu mereka juga tahu cara membuka ruang komputer tanpa merusak pintunya. Mereka buka kaca nako, kemudian membuka pintu dari dalam," kata Momon.