Kang Giri menjelaskan kehadiran monumen reog raksasa diharapkan menjadi pemikat bagi warga domestik dan internasional untuk datang ke Ponorogo.
Terlebih saat ini reog Ponorogo sudah diusulkan sebagai warisan budaya tak benda dunia di UNESCO.
“Kehadiran monumen reog Ponorogo raksasa akan menjadi sesuatu wisata pemikat untuk orang datang ke sini. Kalau kami tidak inovatif dan membuat sesuatu yang besar maka akan sulit membangun mercusuar di Ponorogo. Apalagi yang dijual wisata budaya maka harus membuat sesuatu yang nendang banget,” ungkap Kang Giri.
Baca juga: Kakek Lumpuh Tewas Terjebak dalam Kebakaran Rumah di Ponorogo
Bagi Kang Giri, pembangunan monumen reog di Sampung sangat strategis.
Pasalnya lokasinya tak jauh dari Telaga Sarangan sekitar 35 menit. Sementara jarak dari Kota Ponorogo sekitar 12 kilometer dengan kondisi jalan yang baik.
Menurut Kang Giri, sebagai daerah yang menuju kota wisata dibutuhkan destinasi yang lengkap. Untuk itu dibutuhkan wisata pemikat .
“Pemikat itu adalah menjadikan orang ada alasan untuk datang ke suatu tempat wisata. Kalau sudah membuat orang wow maka ada alasan orang untuk datang. Datang tentu tidak sekadar datang saja. Tetapi datang kita suguhi dengan menarik dan para wisatawan bisa bertahan lama di Ponorogo,” jelas Kang Giri.
Baca juga: Suami Istri di Ponorogo Menikah dengan Maskawin Minyak Goreng, Ini Maknanya
Untuk konsep museum peradaban, Kang Giri menyebutkan, museum itu akan menyuguhkan peradaban Ponorogo dari waktu ke waktu.
Bahkan dalam museum itu disajikan awal mula reog dan siapa penciptanya.
Selain itu dalam museum juga akan menjelaskan hubungan Ponorogo dengan Kerajaan Majapahit hingga masa kecil pahlawan nasional HOS Cokroaminoto yang lahir di bumi reog.
“Museum itu tidak hanya memotret Ponorogo dari aspek budaya saja. Tetapi ada sejarahnya. Semisal reog sebenarnya siapa yang menciptakan. Dari mana asal usulnya dan apa ceritanya. Sampai pertanian, pendidikan hingga pondok modern. Intinya peradaban Ponorogo dari waktu ke waktu kami akan tatakan literasi di situ,” tutur Kang Giri.
Untuk dukungan APBN, Kang Giri mencoba melakukan pendekatan dengan pemerintah pusat.
Harapannya ada bantuan anggaran dari pemerintah pusat untuk mensuplai dana pembangunan bangunan inti yakni monumen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.