Cindelaras adalah anak yang cerdas, tampan, dan pandai bergaul. Ia bahkan bergaul dengan penghuni hutan.
Suatu hari, saat Cindelaras bermain di hutan, tiba-tiba seekor elang menjatuhkan sebutir telur.
Cindelaras mengambil telur tersebut dan bermaksud menetaskan. Setelah tiga minggu, telur tersebut menetas menjadi anak ayam.
Semakin hari, anak ayam tersebut tumbuh menjadi ayam jantan.
Namun, bunyi kokok ayam tersebut berbeda dibandingkan dengan ayam pada umumnya. Ayam tersebut mengatakan bahwa Cindelaras anak Raden Putra.
Cindelaras menceritakan kejadin tersebut pada ibunya. Awalnya, permaisuri mengatakan bahwa Cindelaras anak orang biasa. Pada akhirnya, permaisuri menceritakan kebenarannya.
Setelah mengetahui kebenarannya, Cindelaras berangkat menuju kerajaan bersama dengan ayam peliharaannya.
Baca juga: Gunung Meja Ende: Asal-usul dan Cerita Rakyat
Di tengah perjalanan, Cindelaras bertemu dengan orang-orang yang tengah menyaksikan sambung ayam.
Cindelaras menantang pemilik ayam yang tengah bertaruh, mereka menerima tantangan Cindelaras.
Rupanya, tidak ada satu ayampun yang dapat mengalahkan ayam Cindelaras. Ayam Cindelaras terkenal sebagai ayam yang tidak terkalahkan.
Berita tersebut sampai ke istana.
Raden Putra mengundang Cindelaras datang ke istana dan bermaksud mengadu ayam Cindelaras.
Raden Putra bertaruh jika ayamnya kalah maka ia akan menyerahkan seluruh kekayaannya, namun jika Cindelaras kalah maka Cindelaras harus rela kepalanya dipenggal.
Tantangan tersebut disanggupi Cindelaras.
Pertarungan ayam Raden Putra dengan ayam Cindelars berlangsung.