BLITAR, KOMPAS.com - Sehari setelah operasi pasar menggelontorkan 10.000 liter minyak goreng kemasan, antrean warga masih terjadi di sejumlah agen dan toko di Kota Blitar, Kamis (24/2/2022).
Pantauan Kompas.com, antrean di agen minyak goreng didominasi warga yang memiliki usaha di bidang kuliner dan juga pedagang pengecer.
Baca juga: Harga Daging Sapi di Blitar Stabil, Berkisar Rp 115.000-Rp 125.000 Per Kilogram
Di Toko Setia Kawan, agen sembako di Jalan Merdeka Barat, Kota Blitar, antrean pembeli minyak goreng terlihat bertahan di jumlah puluhan orang meski pembeli terus datang dan pergi.
Seorang penjual gorengan yang berada dalam antrean, Suparno mengatakan, minyak goreng masih langka meski pemerintah sudah mulai melakukan operasi pasar.
"Kenyataannya di toko-toko masih langka. Misalnya kemarin, saya tidak dapat barang. Baru hari ini saya dapat. Ini juga masih ngantri," ujarnya di lokasi, Kamis.
Suparno mengaku membutuhkan 1,5 liter minyak goreng setiap hari untuk usahanya berjualan gorengan.
"Di sini pembelian dibatasi satu karton. Berarti bisa saya pakai untuk empat hari ke depan," ujarnya.
Warga Jalan Ciliwung, Kota Blitar, itu mengungkapkan kekecewaannya atas situasi yang sudah berlangsung beberapa bulan terkait mahal dan langkanya minyak goreng.
"Kalau ditanya harapan saya ya mohon situasi segera kembali normal, bukan seperti sekarang. Barang langka. Kalau ada, mahal. Kalau gak mahal belinya antre dan harus pakai KTP," ujarnya.
Warga lain yang mengantre di Toko Setia Kawan, Lilis, mengungkapkan hal serupa bahwa minyak goreng masih langka.
Baca juga: Pemkot Blitar Distribusikan 10.000 Liter Minyak Goreng Seharga Rp 13.500 Per Liter
Pemilik usaha warung nasi di Kelurahan Sukorejo itu biasa menggunakan minyak goreng curah untuk kebutuhan warungnya. Namun, lanjutnya, minyak goreng curah lebih sulit didapatkan di pasaran.
"Terpaksa ini beli minyak goreng kemasan," ujarnya.