Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditangkap Setelah Bunuh Mahasiswa Unej 9 Tahun Lalu, Motif Pelaku karena Diremehkan Calon Mertua

Kompas.com - 24/02/2022, 12:51 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Arif Rachman Hakim (33) warga Dusun Krajan Timur, Kecamatan Jelbuk, Jember merupakan pelaku utama pembunuhan mahasiswa Universitas Jember (Unej).

Dalam menjalankan aksinya, Arif dibantu oleh pelaku lain, yakni Mohammad Rofiki (35) warga Desa Kamal, Kecamatan Arjasa .

Keduanya membunuh Galau Wahyu Utama (20) mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember (Unej) pada Selasa 26 Februari 2013 silam.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan di Jember Ditangkap Setelah 10 Tahun Kabur ke Malaysia

Terungkap 9 tahun kemudian

Setelah sembilan tahun berlalu, pelaku Arif berhasil diamankan oleh Satreskrim Polres Jember di Bali pada Senin (21/2/2022).

Pelaku baru tertangkap setelah sembilan tahun berlalu karena beberapa alasan.

“Sebelumnya, penyidik mengalami beberapa kendala, seperti tidak adanya saksi saat peristiwa terjadi di tempat kejadian,” kata kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo saat konferensi pers pada Kamis (24/2/2022).

Baca juga: 2 Pria Asal Jember Curi Besi Proyek Nasional Tol Pasuruan-Probolinggo, Beralasan Harga Mahal

Namun, ada beberapa bukti baru yang didapatkan oleh pihak kepolisian, sehingga kasus pembunuhan tersebut mendapatkan titik terang.

“Sehingga penyidik memiliki keyakinan dan pelaku bisa diamankan di Bali,” tutur dia.

Tak saling kenal

Hery mengaku antara pelaku dan korban tidak saling mengenal sama sekali.

Mereka baru bertemu dengan alasan hendak membeli rumah milik keluarga korban di Kecamatan Kaliwates.

Baca juga: 16 Pegawai Pengadilan Negeri Jember Terpapar Covid-19

Ilustrasi mengemudi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi mengemudi.
Mertua tuntut pelaku punya mobil

Tersangka Arif mengaku memang ingin menguasai harta benda milik korban. Karena ada tuntutan dari calon mertua pelaku saat itu.

“Sebab selama ini memandang rendah pelaku karena tidak punya mobil,” ungkap dia.

Bahkan tersangka Arif seringkali diejek oleh calon mertuanya saat itu. Dia dianggap tidak memliki kemampuan yang lebih secara ekonomi.

Dari sana pelaku ingin menunjukkan pada calon mertuanya bahwa yang bersangkutan bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan yang bagus.

“Itu dibuktikan dengan memiliki kendaraan Honda Jazz dari pencurian itu,” terang dia.

Baca juga: 16 Pegawai Pengadilan Negeri Jember Terpapar Covid-19

Hery menambahkan berdasarkan pengakuan tersangka, pelaku sudah merencanakan akan menguasai barang milik korban. Dia sudah mempersiapkannya dengan cara mencari target.

“Kebetulan di Kaliwates ada rumah dijual, kemudian memprediksi bahwa penjual rumah itu orang kaya dan punya kendaraan,” jelas dia.

Selanjutnya pelaku menghubungi pemilik rumah lalu diajak untuk bertemu. Setelah itu terjadilah kasus pembunuhan pada mahasiswa semester II di Unej tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Surabaya
Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Surabaya
Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya
Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Surabaya
Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com