Dalam kitab Pararaton disebutkan:
“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”.
Artinya:
“Ada seorang hambanya, keturunan orang tua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura timur.”
Penunjukan Arya Wiraraja menjadi Adipati Sumenep terjadi pada 31 Oktober 1269, yang saat ini ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sumenep.
Julukan Kabupaten Sumenep ada banyak, salah satunya Bumi Sumekar, yang merupakan akronim dari Sumenep Keraton.
Julukan ini diberikan lantaran di wilayah Sumenep terdapat banyak istana atau keraton.
Keraton-keraton atau istana yang ada di Sumenep umumnya merupakan pusat pemerintahan atau tempat tinggal Adipati Sumenep di masa lalu.
Selain julukan itu, Kabupaten Sumenep juga melakukan kampanye city branding dengan tagline “Sumenep The Soul of Madura”.
Kata Soul berarti jiwa, yang merupakan inti dari kehidupan. Sehingga melalui city branding ini Sumenep dianggap sebagai Jiwanya Madura.
Klaim tersebut muncul lantaran Sumenep dianggap cerminan Pulau Madura pada umumnya, baik secara religi, kebudayaan, maupun alamnya.
Sumber:
Sumenepkab.go.id
Academia.edu