BLITAR, KOMPAS.com - Operasi pasar minyak goreng kemasan bersubsidi yang digelar Pemerintah Kota Blitar, Rabu (23/2/2022), diserbu ribuan warga.
Di Pasar Pon, salah satu lokasi pendistribusian minyak goreng dalam operasi pasar tersebut, sejumlah warga yang mayoritas kaum perempuan itu bahkan mengaku sudah mengantre sejak pukul 05.00 WIB.
Sumiati (56), warga Kelurahan Bendogerit, rela mengantre bersama sejumlah tetangganya sejak pukul 05.15 WIB.
"Saya sudah sejak pukul lima tadi, ini sudah menunggu empat jam," kata Sumiati.
Menurut Sumiati, ada beberapa tetangganya yang sudah berangkat sebelum pukul 05.00 WIB, meski mereka tahu operasi pasar baru dimulai pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Kota Blitar Masih Terapkan PPKM Level 2, Begini Penjelasan Dinas Kesehatan
"Tapi, sampai sekarang belum dimulai juga ternyata," ujarnya.
Sumiati mengaku rela mengantre berjam-jam karena toko di sekitar rumahnya sering kehabisan minyak goreng.
Kalaupun ada, katanya, harganya mahal berkisar antara Rp 18.500 hingga Rp 22.000 per liter.
"Dulu minyak jelantah saya buang. Sekarang saya pakai sampai habis," ujarnya.
Warga Jalan Muradi, Blitar, Triani mengaku ikut mengantre minyak goreng murah dengan alasan serupa.
"Saya buka warung makan, nasi pecel, kalau minyak goreng mahal tambah gak dapat untung," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.