"Kedelai untuk pelaku industri tempe di Indonesia, termasuk di Kabupaten Malang ini kan kebanyakan impor dari Amerika Latin dan China," terang Agung saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Penyebabnya, kata dia, kedelai di Amerika Latin belum memasuki masa panen.
"Sedangkan kedelai dari China katanya banyak digunakan untuk makanan babi, sehingga membuat volume impor berkurang," ujarnya.
Menyikapi kondisi ini, Agung tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk memprioritaskan daerah yang mempunyai pelaku usaha tempe atau tahu, termasuk Kabupaten Malang.
"Kebutuhan kedelai kita per tahun sebanyak 1,725 juta kilogram," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.