Edy mengaku sedang berupaya mendeteksi perkumpulan seperti tunggal jati nusantara.
Pihaknya bersama jajaran TNI dan Polri juga melakukan pemetaan tempat-tempat padepokan ilegal ini. Kemudian akan akan dilakukan pembinaan dan pengawasan.
Dia menilai kawasan pesisir selatan kerap dijadikan sebagai tempat ritual oleh kelompok seperti itu. Seperti di Kecamatan Kencong, Gumukmas, Puger Wuluhan maupun Ambulu.
Setelah terdata dan dipelajari terkait kelompok-kelompok yang memiliki kegiatan ritual, maka bisa diberi pembinaan agar tidak membahayakan orang lain.
Dia menilai ritual maut yang terjadi di pantai payangan itu menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak melakukan hal yanga serupa.
Selain itu, juga menjadi pengingat bagi Bakesbangpol Jember untuk melakukan antisipasi pencegahan munculnya kelompok seperti tunggal jati nusantara.
Baca juga: Spanduk Erick Thohir-Khofifah 2024 Muncul di Jember, Ini Kata Bawaslu
Sebelumnya diberitakan sebanyak 23 orang terseret ombak di Pantai Payangan, di Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu pada Minggu (13/2/2022) sekitar pukul 00.25 WIB.
Mereka berangkat dari titik berkumpul di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi menuju Pantai Payangan pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB.
Mereka berasal dari Kecamatan Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung dan Jenggawah.
Tujuannya untuk menjalani ritual. Tiba disana, petugas pantai sudah mengingatkan agar tidak ke laut karena ombak besar. Namun mereka tetap menggelar ritual hingga akhirnya terseret ombak. 12 orang dinyatakan selamat, 11 orang meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.