Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijanjikan Kerja di AS dengan Gaji Rp 80 Juta, Puluhan Warga Tulungagung Diduga Tertipu hingga Rp 2 Miliar

Kompas.com - 16/02/2022, 13:20 WIB
Slamet Widodo,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Diminta setor uang

Modus yang digunakan terlapor yakni meminta korban membayar uang terlebih dahulu kepada terlapor dengan nominal berbeda-beda.

Para korban diminta membayar uang muka antara Rp 50 juta hingga Rp 125 juta. 

"Kami diminta membayar jumlahnya berbeda-beda setiap korban. Mulai Rp 50 juta hingga Rp. 125 juta. Bahkan salah atu dari kami (korban), memberikan sertifikat tanahnya untuk jaminan," terang Widianto. 

Baca juga: Pamit Beli Sepatu, Warga Tulungagung Ditemukan Tewas

Dugaan penipuan tersebut berawal pada bulan April 2021 lalu.

Pelapor tertarik tawaran dari terduga pelaku. Terduga pelaku yang mengatasnamakan PPTKIS tersebut, menawarkan pekerjaan di Amerika Serikat kepada korban.

Sebelum berangkat ke Amerika Serikat sebagai pekerja migran, para korban diminta membayar untuk biaya sesuai kebutuhan.  

Setelah para korban membayar nominal yang ditentukan oleh terduga pelaku, hingga saat ini janji untuk berangkat ke Amerika tidak pernah terwujud.

Baca juga: Kronologi 22 Mahasiswa UIN Tulungagung Terpapar Covid-19, Bermula 1 Orang Positif di Tempat Kos

Datangi perusahaan

Merasa curiga, para korban beberapa kali sempat mendatangi perusahaan tersebut untuk minta kejelasan.

Ketika didatangi oleh korban, terduga pelaku memberi penjelasan berbagai alasan dan terkesan berbelit-belit.

"Setiap kami (korban) datang, mereka berbelit-belit banyak alasan. Bahkan yang terakhir kali, kami diusir dan diancam akan dilaporkan ke polisi," ujar Widianto.

Karena tidak menemukan solusi, akhirnya para korban melaporkan kasus dugaan penipuan tersebut ke Polres Tulungagung.

Baca juga: 3 Remaja Tenggelam di Pantai Tulungagung, 2 Tewas dan 1 Hilang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Surabaya
1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

Surabaya
Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan Setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Isa Bajaj Cabut Laporan Setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Surabaya
Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Surabaya
Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Surabaya
Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Surabaya
Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Surabaya
Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Surabaya
PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

Surabaya
Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Surabaya
Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Surabaya
Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Surabaya
Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com