JEMBER, KOMPAS.com - SAM (15), anak pasangan suami istri Syaiful Bahri (40) dan Sri Wahyuni Komariyah (35), menceritakan gambaran ritual maut yang menewaskan kedua orangtuanya tersebut.
SAM mengaku pernah satu kali diajak oleh orangtuanya mengikuti ritual kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Sedangkan kedua orangtuanya tewas setelah tiga kali mengikuti ritual di lokasi yang sama. Pasangan suami istri itu meninggalkan lima orang anak yang salah satunya masih balita.
Baca juga: Pasutri Jadi Korban Tewas Ritual Maut di Jember, Tinggalkan 5 Orang Anak
SAM mengatakan, peserta ritual berpakaian serba hitam, berdiri menghadap pantai dengan lengan saling bergandengan.
Mereka merapal doa-doa dan bacaan berbahasa Jawa. Pada saat itu posisi mereka duduk dan masih menghadap ke laut.
Dia mengatakan, peserta ritual seakan-akan memanggil ombak datang.
Tubuh mereka pun harus terkena ombak.
"Jadi dari ombaknya kecil sampai besar. Tubuh memang harus terkena ombak. Ritual berakhir dengan mandi di laut," katanya, seperti dilansir Tribun Jatim.
Baca juga: Khofifah Beri Bantuan Rp 10 Juta bagi Keluarga Korban Tewas Ritual Maut Pantai Payangan Jember
Menurut SAM, ritual tidak hanya digelar di pantai.
"Ritualnya ada ke Pantai Payangan, ada juga ke pegunungan," tuturnya.
Ritual tersebut dilakukan setiap penanggalan Kliwon di kalender jawa.
Baca juga: Polisi Periksa 13 Saksi Terkait Ritual Maut Pantai Payangan Jember yang Tewaskan 11 Orang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.