KOMPAS.com - Sebanyak 11 orang tewas terseret ombak saat melakukan ritual di Pantai Payangan Jember pada Minggu (13/2/2022).
Mereka adalah anggota dari Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara. Total ada 23 orang yang mengikuti ritual yang dilakukan pada Sabtu (12/2/2022).
Namun saat para peserta melakukan meditasi pada Minggu (13/2/2022) dini hari, ombak besar menghantam dan menyeret para peserta yang ada di bibir pantai.
Baca juga: 11 Anggota Kelompok Tunggal Jati Nusantara Tewas Saat Ritual, Khofifah: Ada Patologi Sosial...
Kelompok Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara dipimpin oleh seorang pria yang bernama Hasan.
Sosok Hasan selamat saat ritual maut yang digelar di Pantai Payangan.
Kelompok Tunggal Jati Nusantara berpusat di Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Jember, tepatnya di rumah pribadi Hasan.
Dari Dukuh Mencek itu lah para korban berkumpul sebelum berangkat menuju ke Pantai Payangan untuk menggelar ritual.
Baca juga: Fenomena Kelompok Tunggal Jati Nusantara dan Ritual Maut di Pantai Jember dari Kacamata Sosiolog
Kades Dukuh Mencek, Nanda membenarkan keberadaan kelompok tersebut. Ia mengatakan kelompok Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara menggunakan ruang tamu rumah Hasan untuk kegiataan.
Nanda tidak mengetahui betul arti nama Tunggal Sejati Nusantara itu. Namun nama itu tercetak seperti tulisan kaligrafi di rumah Hasan.
“Rumah yang dipakai itu ruang tamu biasa, tidak ada padepokan atau aulanya,” tutur dia.
Baca juga: Kelompok Tunggal Jati Nusantara Ternyata Sering Gelar Ritual di Pantai Payangan
Saat malam Jumat, kelompok tersebut menggelar kegiatan seperti membaca Al Quran, dzikir hingga selawat di rumah Hasan. Kegiatan tersebut dilakukan 2 bulan sekali.
Keberadaan kelompok tersebut sudah ada sejak 2 tahun lalu tepatnya saat pandemi Covid-19. Pihak desa sendiri tak curiga karena kegiatan tersebut dinilai positif.
“Awalnya seperti itu, tapi kok lama-lama ada seperti ini, itu saya kurang tahu,” tambah dia.