Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Pemberontakan Peta, Seniman Asal Blitar Lukis Cepat di Depan Markas Kodim

Kompas.com - 14/02/2022, 11:04 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Seniman asal Blitar, Sony Yuliono (49), menggelar pertunjukan seni di depan Kodim 0808/Blitar di Jalan Ahmad Yani, Kota Blitar.

Pertunjukan seni berjudul "Gores Pemberontakan" itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang digelarnya di lokasi bekas Markas Peta di Jalan Sodanco Supriadi.

Baca juga: Petani di Blitar Jadi Tersangka Kasus Jual Beli Pupuk Bersubsidi, Polisi Ungkap Modus Pelaku

"Gores Pemberontakan" digelar dalam rangka memperingati pemberontakan pasukan Peta yang dipimpin Sodanco Supriadi atau Soeprijadi pada 14 Februari 1945.

Senin (14/2/2022) pukul 08.30 WIB, Sony mulai menggoreskan cat pada kanvas berukuran 1x1,1 meter yang diberi judul Semangat Pemberontakan Peta.

"Persis di seberang Markas Kodim ini dulu adalah Hotel Sakura yang menjadi tempat penginapan para perwira militer Jepang," kata Sony usai menyelesaikan lukisannya dalam waktu 30 menit itu.

"Hotel Sakura merupakan sasaran pertama serangan pasukan PETA yang dipimpin Supriadi  terhadap militer Jepang," tambahnya.

Kegiatan seharusnya itu dimulai pukul 07.00 WIB, tetapi hujan gerimis turun di Kota Blitar sejak pagi buta. Sony dan kelompoknya harus menunda performing art tersebut.

Ketika hujan reda, Sony akhirnya melukis dengan diiringi tabuhan perkusi yang terdengar sebagai perpaduan suara genderang perang diselingi hentakan-hentakan perkusi tradisional.

Komandan Kodim Letkol (Inf) Didin Nasruddin Darsono turut menyumbang goresan-goresan awal pada kanvas Sony.

"Peta adalah salah satu cikal bakal TNI. Dan pemberontak Peta yang terjadi di Blitar merupakan tonggak patriotisme yang penting," ujar Didin.

Lukisan Sony, yang didominasi cat hitam dan merah itu juga menggambarkan adanya beberapa figur tentara mengacungkan senjata.

"Mereka gambaran pasukan Peta. Ada salah satu yang mengacungkan senjata keris, karena keris merupakan simbol pusaka kita," ujarnya.

Pemberontakan Sodanco Supriadi dilakukan pada 14 Februari 1945. Bersama pasukan kecilnya, Supriadi menyerang sejumlah simbol-simbol militer Jepang.

Baca juga: Kesal 2 Tahun Tak Diperbaiki, Warga Blitar Tanam Belasan Pohon Pisang di Jalan Rusak

Namun, pemberontakan itu segera dapat dipadamkan dan pasukan Supriadi tewas dalam serangan pengejaran, sebagian yang lain ditangkap dan dihukum mati atau seumur hidup.

Supriadi hingga kini tidak jelas nasibnya meski banyak yang meyakini dirinya ikut tewas dalam konflik senjata melawan militer Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com