Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gelar Ruwat Jagad Mahameru di Gunung Semeru, Ini Tujuannya...

Kompas.com - 14/02/2022, 08:53 WIB
Miftahul Huda,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Wilayah lereng Gunung Semeru memang masih kental akan budaya leluhur. Suku Tengger menjadi penjaga terakhir keaslian dari nilai-nilai budaya tersebut.

Suku Tengger diyakini sebagai penduduk asli lereng Semeru, bahkan jauh sebelum kerajaan-kerajaan di nusantara menunjukkan eksistensinya.

Baca juga: Ikut Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Semeru, 26 Mahasiswa Akbara Solo Positif Covid-19

Sejumlah warga bersama ratusan pegiat budaya nusantara menggelar doa bersama bertajuk Ruwat Jagad Mahameru di Situs Selo Gending, Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Lumajang, Minggu (13/2/2022) pagi.

Lebih dari 60 komunitas budaya di Jawa Timur hadir. Para peserta acara itu mengenakan pakaian adat jawa sembari membawa sesajen, bunga, dan dupa sebagai bagian dari tradisi masyarakat semeru.

Rangkaian upacara adat tersebut dimulai dengan warga meletakkan sesajen dan bunga di pepunden. Lantunan doa yang dipimpin tokoh adat Suku Tengger pun dibacakan. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan membunyikan lonceng dan menyirami pepunden dengan air suci.

Tokoh adat Suku Tengger, Romo Dukun Gatot Harjo mengatakan, doa bersama dilakukan untuk membersihkan jagad mahameru agar dihindarkan dari segala macam bencana.

"Tujuannya ritual ruwat jagad mahameru ini kita ingin memulihkan kembali mahameru seperti sedia kala dan kejadian seperti kemarin (erupsi) tidak terulang lagi," jelas Gatot usai upacara adat di Situs Selo Gending, Kecamatan Senduro, Minggu.

Masyarakat semeru memang masih sangat menjaga dan melestarikan budaya yang ditinggalkan para leluhur. Di antaranya tradisi taro, unang-unang, dan bersih desa. Tradisi tersebut dilaksanakan setiap tahun dan 5 tahun sekali.

Gatot juga menekankan, upacara adat yang digelar pada Minggu Kliwon itu tak berkaitan dengan insiden penendangan sesajen yang dilakukan seorang pria di Desa Supiturang

Menurutnya, upacara adat ini memang rutin dilakukan oleh warga adat tengger khususnya di Semeru.

"Kita tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Adat itu memang sudah kita lakukan setiap hari," tegas Gatot.

Sementara itu, koordinator acara adat, Mansur Hidayat menambahkan, upacara adat seperti itu tak hanya dilaksanakan di Lumajang.

Upacara adat dengan 1.000 sesajen ini pernah dilakukan di Malang, Mojokerto, dan Semarang.

"Kegiatan semacam ini akan diteruskan sampai budaya nusantara terus lestari," jelasnya.

Baca juga: Ikut Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Semeru, 26 Mahasiswa Akbara Solo Positif Covid-19

Mansur dan paguyuban pegiat budaya lainnya juga berkomitmen untuk terus mengawal kasus intoleransi yang terjadi di Lumajang.

"Kami akan terus kawal kasus itu (penendangan sesajen) hingga tuntas. Kami percayakan semua proses hukum kepada polisi, kejaksaan, dan pengadilan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

Surabaya
Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Surabaya
11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

Surabaya
Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Surabaya
Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Surabaya
Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Surabaya
Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Surabaya
Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Surabaya
Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Surabaya
Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Surabaya
Kronologi Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Sempat Pecah Ban, Semua Penumpang Selamat

Kronologi Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Sempat Pecah Ban, Semua Penumpang Selamat

Surabaya
Terungkap, Santri di Blitar Dikeroyok di Mushala oleh 17 Santri Lain sampai Koma dan Meninggal

Terungkap, Santri di Blitar Dikeroyok di Mushala oleh 17 Santri Lain sampai Koma dan Meninggal

Surabaya
Polisi Sebut Terduga Penyiksa Anjing Maltese sampai Mati adalah Anak di Bawah Umur dan Belum Diperiksa

Polisi Sebut Terduga Penyiksa Anjing Maltese sampai Mati adalah Anak di Bawah Umur dan Belum Diperiksa

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com