SURABAYA, KOMPAS.com - Sebaran Covid-19 terus meningkat kasusnya di Jawa Timur dan secara nasional.
Data Satgas Covid-19 Jatim menyebutkan, ada penambahan 1.394 kasus baru pada 3 Februari 2022, sehingga secara kumulatif tercatat 405.597 kasus positif. Adapun kasus aktif di Jatim mencapai 2.940 kasus.
Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes RI per 3 Februari 2022, tercatat 17.895 kasus baru terdeteksi secara nasional.
Baca juga: Surabaya dan Malang Penyumbang Terbanyak Tambahan Kasus Covid-19 Varian Omicron di Jatim
Dengan kondisi tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan telah menyiapkan sejumlah upaya guna menangani serbuan Covid-19 gelombang ketiga di Jatim.
Khofifah menyampaikan, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan upaya preventif atas lonjakan kasus yang biasa terjadi usai libur panjang.
"Seperti pola sebelumnya, bahwa akan terjadi lonjakan kasus pasca libur panjang. Kita sudah siapkan rencana sejak November lalu. Sehingga lonjakan kasus diharapkan bisa terantisipasi," kata Khofifah di Surabaya, Jumat (4/2/2022).
Adapun langkah antisipatif dan preventif itu antara lain dengan melakukan optimalisasi Tracing, Testing dan Treatment (3T), serta penerapan 5M dan percepatan vaksinasi.
Di samping melakukan upaya antisipatif dan preventif, vaksinasi kepada masyarakat di Jatim juga terus digencarkan.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Surabaya Capai 870 Kasus, Eri Cahyadi Berlakukan PTM 50 Persen
Saat ini, capaian vaksinasi ketiga (booster) Jatim tertinggi secara nasional dengan total capaian vaksin mencapai 766.800 orang.
"Kita akan bersama-sama dengan tiga pilar plus pemerintah daerah, TNI-Polri, DPRD, tokoh agama dan tokoh masyarakat maupun pentahelix approach yang melibatkan pemerintah, kampus, media, sektor swasta dan masyarakat untuk terus menggenjot capaian vaksinasi," kata Khofifah.
"Utamanya di daerah yang vaksinnya belum mencapai standar. Strong partnership dan sinergitas akan menjadi kunci percepatan capaian vaksinasi ini," imbuh Khofifah.
Mantan mensos ini juga menyampaikan, capaian vaksinasi dosis pertama di Jatim mencapai 87,60 persen atau setara dengan 27.878.421 dosis.
Sedangkan untuk capaian vaksinasi dosis kedua mencapai 64,56 persen atau setara dengan 20.545.928 dosis.
Sementara untuk capaian vaksinasi anak (6-11 tahun) telah tervaksin sebanyak 2.244.708 di 38 kabupaten/kota se-Jatim.
"Mohon untuk kabupaten/kota yang capaian vaksinasinya belum memenuhi target agar segera melakukan percepatan. Dan saya minta penerapan prokes dan 5M diperketat di tengah mobilitas yang sudah tinggi ini," ujar Khofifah.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Melonjak dalam 2 Hari, Surabaya Perketat Pengawasan Prokes
"Dan indikator penanganan pandemi di Jatim masih sesuai standar WHO," ujar Khofifah.
Sementara berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim per 3 Februari 2022, Khofifah menyebutkan, kapasitas testing di Jatim mencapai 4 kali standar WHO yakni 160-180 ribu tes PCR per minggunya.
Dengan testing yang memadai, presentase positivity rate di Jatim tercatat sebanyak 1,72 persen.
"Positivity rate tersebut masih sesuai dengan standar WHO yakni di bawah 5 persen. Sementara kita tahu saat ini positivity rate nasional adalah 8,95 persen," ucap Khofifah.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Sidoarjo Naik, Penularan lewat Transmisi Lokal
Ia melanjutkan, persentase tracing dari kasus positif di Jatim juga masih dalam kondisi memadai yakni 15,64.
Hal tersebut, menurut Khofifah, masih sesuai standar yang ditetapkan Kemenkes, yakni 15 orang per 1 kasus. Jika dibandingkan dengan tracing ratio nasional saat ini berada di angka 8,92.
Hal yang sama juga terjadi dalam persentase Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim yang masih dalam kategori aman, meski penambahan kasus juga terjadi.
Tercatat saat ini BOR Isolasi di Jatim masih berada dalam angka 4,31 persen per minggunya.
Sedangkan BOR mingguan nasional sudah merangkak naik di angka 13,85 persen.
"Tentunya terkendalinya indikator epidemiologi ini berkat pengalaman sebelumnya dari Jatim dan kolaborasi yang baik dari seluruh elemen masyarakat," ungkap Khofifah.
Baca juga: Guru di Jember Berkata Rasis ke Murid Asal Papua, Khofifah Turun Tangan
Khofifah berharap terjadinya gelombang Omicron yang juga dialami oleh negara-negara besar lainnya tidak membuat masyarakat kaget dan panik.
Pemprov Jatim bersama seluruh pemerintah daerah di Jatim akan kembali memperkuat protokol kesehatan dan terus menggencarkan pemberian vaksin primer dan vaksin penguat.
"Di negara besar lain gelombang Omicron ini terjadi selama 1-2 bulan. Kita tidak boleh panik dengan terjadinya kenaikan kasus. Tapi kita harus bersama-sama (sinergi) dan fokus pada penguatan prokes dan vaksinasi. Insyaallah kita bisa bisa mencegah kenaikan kasus dan mencegah jatuhnya korban akibat Covid-19," tutur Khofifah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.