Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Budidaya Tanaman Hias di Kota Batu, Rutin Ekspor ke Negara di Asia dan Eropa

Kompas.com - 31/01/2022, 12:41 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Kota Batu menjadi sentra penghasil tanaman hias di Jawa Timur. Bahkan, di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, hampir 80 persen penduduknya merupakan pelaku tanaman hias.

Tidak sedikit hasil budidaya tanaman hias di desa itu diekspor ke sejumlah negara. Berdasarkan pada data di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, pada tahun 2021 ada beberapa jenis tanaman hias yang diekspor ke sejumlah negara di Asia dan Eropa. Seperti sandersonia, zephyranthes, calathea, philodendron dan monstera.

Untuk tanaman hias jenis sandersonia dan zephyranthes dikirim ke Jepang, masing-masing sebanyak 62.000 dan 195.640 pcs.

Sedangkan untuk calathea, philodendron dan monstera dikirim ke Singapura, Thailand, Jepang dan Belanda, masing-masing sebanyak 1.000 pcs, 700 pcs dan 700 pcs setiap enam bulan sekali.

Baca juga: Kisah Warga di Sentra Tanaman Hias Kediri, Pernah Jual Puring hingga Rp 10 Juta

Kepala DPKP Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, selama ini potensi tanaman hias di Kota Batu masih tersembunyi atau belum banyak dikenal oleh masyarakat luas, kecuali untuk jenis anggrek dan bonsai.

Karena itu, pihaknya berupaya untuk memperkenalkan jenis tanaman hias lain yang potensial di Kota Batu.

"Kami (Pemkot Batu) akan memfasilitasi pameran pada Bulan September atau Oktober nanti dengan skala internasional," kata Sugeng dalam acara latihan bersama Silaturahmi Kontes Tanaman Hias (Sintestha) 2022 di Desa Sidomulyo, Kota Batu, Minggu (30/1/2022).

"Ini tanaman hias potensinya masih tersembunyi, belum banyak diketahui, sehingga harus di ekspos dan terus digali potensi ini walaupun sudah diekspor," ujarnya.

Baca juga: Akan Dihapus Tahun Depan, Tenaga Honorer di Kota Batu Mulai Khawatir

Tanaman langka semakin diburu

Sony Rahma Putra, salah satu pelaku tanaman hias mengungkapkan, geliat bisnis tanaman hias terus berkembang meski sedang pandemi Covid-19. Bahkan menurutnya, di masa pandemi, masyarakat memiliki kecenderungan untuk memelihara jenis tanaman hias yang jarang ada di pasaran. Hal ini yang membuat nilai jual tanaman hias itu bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com