KOMPAS.com - Pada awal tahun 2021, masyarakat dihebohkan dengan video viral warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, memborong mobil baru dalam tenggang waktu singkat.
Belakangan diketahui bahwa warga membeli mobil dari uang hasil menjual lahan ke Pertamina. Lahan itu digunakan untuk membangun kilang minyak.
Uang ganti rugi yang didapatkan warga mencapai miliaran rupiah.
Baca juga: Ini 5 Tuntutan Warga Kampung Miliarder Tuban ke Pertamina
Siti Nurul Hidayatin (32) merupakan salah satu warga Desa Sumurgeneng yang kecipratan uang ganti rugi dari Pertamina.
Dia mendapatkan Rp 18 miliar dari hasil menjual tanahnya seluas 2,7 hektare.
Uang itu digunakan untuk membeli tiga mobil, deposito, membangun taman pendidikan anak (TPA), dan simpanan usaha.
"Dua mobil yaitu Innova dan HRV, lalu ada mobil pikap buat usaha. Bangun TPA dan deposito juga," ujar Nurul, saat ditemui di rumahnya, dikutip dari Tribunjatim, Rabu (17/2/2021).
Cerita lainnya datang dari Ali Sutrisno yang mendapatkan Rp 15,8 miliar dari hasil menjual tanahnya seluas 2,2 hektare.
Hasil penjualan tanah itu digunakan Ali untuk memborong empat mobil, yaitu Toyota Innova, Mitsubishi Xpander, Pikap L300, dan Honda HRV.
Ali juga menggunakan uang yang diterima dari perusahaan pelat merah itu membeli tanah.
Ada juga warga bernama Tain yang membelanjakan sebagian uangnya untuk membeli tanah di daerah lain dan sisanya ditabung.
Dari hasil menjual tanah miliknya, Tain mendapatkan ganti rugi mencapai Rp 9,7 miliar.
Kini sebagian warga kampung tersebut kesulitan memenuhi kebutuhan hidup karena tak memiliki pekerjaan.
Salah satunya warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, bernama Musanam (60).
Musanam mengaku menyesal telah menjual tanah miliknya ke Pertamina.
Kini, dia mengaku kesulitan mendapatkan penghasilan setelah menjual lahannya.
Bahkan, Musanam sempat menjual beberapa ekor ternak demi memenuhi kebutuhan hidup.
Musanam mengaku, sebelum menjual tanah, dia sempat dijanjikan pekerjaan dalam proyek pembangunan kilang minyak di desa tersebut.
Namun, sampai sekarang Musanam tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan.
Akhirnya, dia dan ratusan warga dari sejumlah desa di Tuban yang dulu terdampak pembangunan kilang minyak, berunjuk rasa ke kantor Pertamina di Tuban.
"Dulu punya enam ekor sapi, sudah tak jual. Tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," kata Musanam, saat berunjuk rasa di kantor PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) Tuban, Senin (24/1/2022).
Penyesalan juga disampaikan warga desa bernama Mugi (59).
Mugi kini tak memiliki pekerjaan setelah lahan pertaniannya seluas 2,4 hektare dijual ke Pertamina dengan harga Rp 2,5 miliar lebih.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.