Pihaknya kini membuka donasi masker bekas, lantaran yang dikumpulkan di destinasi dan pemakaian sendiri masih minim untuk kegiatan daur ulang sampah tersebut.
Deputi Bidang Ilmu Teknik LIPI (sekarang BRIN), Agus Haryono mengatakan, masker dan alat pelindung diri (APD) yang dipakai masyarakat termasuk dalam limbah medis.
Dia menjelaskan, limbah medis merupakan jenis limbah infeksius yang perlu penanganan khusus untuk mengurangi risiko penularan penyakit dan pencemaran lingkungan.
Selama Maret sampai September 2020, kata dia, secara nasional Indonesia menghasilkan limbah medis seberat 1.662 ton.
Baca juga: Pasar Bajulmati Banyuwangi Terbakar, 170 Kios Diperkirakan Hangus
Data Bappenas sebelumnya juga menyebutkan, timbunan limbah medis akibat penggunaan APD berpotensi mencapai 3 sampai 4 kali lipat, dari sebelum pandemi Covid-19.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Samudera Bhakti yang mengelola Pantai Bangsring Under Water, Wildan Sukirno mengatakan, pihaknya telah mendatangkan tenaga medis untuk memberikan edukasi penanganan masker sebagai limbah medis tersebut.
Namun yang menjadi catatan, anggota kelompok yang melakukan pengolahan masker bekas, harus mengenakan APD yang memadai, seperti masker dan sarung tangan karet.
Bahkan, anggota kelompok yang menangani masker bekas sebelum disterilkan, harus mengenakan APD lengkap dengan baju hazmat.
Baca juga: Selama 3 Bulan Terakhir, Kasus Stunting di Surabaya Turun Drastis
"Tujuan kita melebur masker ini agar tidak menjadi perusak alam. Bagaimana agar masker bekas tidak berkeliaran di mana-mana, akhirnya kita proses seperti ini," kata Sukir.
Dia berharap masker tidak mengotori laut, terutama di wilayah perairan dangkal seluas 15 hektare di sana, yang mereka konservasi selama ini.
Proses daur ulang itu menjadi salah satu atraksi edukasi kepada wisatawan yang datang bahwa sampah bisa memberikan manfaat bila dikelola dengan tepat.
BBM yang dihasilkan pun telah terbukti bisa menggerakkan motor tua dan perahu kecil sehingga menurutnya, sampah lebih baik dimanfaatkan daripada terbuang ke laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.