Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Menarik Banyuwangi, dari Kerajaan Blambangan hingga Legenda Sri Tanjung

Kompas.com - 27/01/2022, 18:34 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yang letaknya di ujung timur pulau Jawa.

Kabupaten Banyuwangi berdiri pada tahun 1950, namun Hari Jadi Banyuwangi ditetapkan pada 18 Desember 1771.

Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam kawasan Tapal Kuda. Istilah ini merujuk pada bentuk kawasan yang mirip tapal kaki kuda.

Baca juga: Banyuwangi Festival 2022 Sajikan 99 Atraksi Selama Setahun ke Depan

Berikut 7 fakta menarik tentang Kabupaten Banyuwangi yang harus diketahui:

1. Kabupaten Terluas di Jawa Timur

Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Provinsi Jawa Timur, dengan luas wilayah mencapai 5.782,50 kilometer persegi.

Dari angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kabuaten Banyuwangi lebih luas dibandingkan dengan Pulau Bali yang luasnya 5.636,66 kilometer persegi.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi merupakan area hutan, yang luasnya mencapai 183.396,34 hektare atau 31,72 persen dari total luas kabupaten ini.

Kawasan persawahan di Banyuwangi seluas 66.152 hektare (11,44%), perkembunan 82.143,63 hektare (14,21%), dan permukiman 127.454,22 hektare (22,04%).

Panjang garis pantai Kabupaten Banyuwangi sekitar 175,8 kilometer, dan memiliki 10 buah pulau.

Kabupaten Banyuwangi berbatasan dengan Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudera Indonesia di selatan, dan Jember serta Bondowoso di barat.

Baca juga: 7 Fakta Menarik Kalimantan Timur, Provinsi Ibu Kota Baru Nusantara, yang Dihuni 6 Persen Lansia

2. Sejarahnya Diawali Kerajaan Blambangan

Sejarah Kabupaten Banyuwangi diawali oleh Kerajaan Blambangan yang bercorak Hindu.

Kerajaan Blambangan ini merupakan kerajaan besar sekaligus kerajaan bercorak Hindu terakhir di pulau Jawa.

Kerajaan Blambangan diperkirakan berdiir pada akhir masa Kerajaan Majapahit.

Dulunya, wilayah Blambangan ini termasuk vasal Majapahit dan menjadi pelarian Bhre Wirabhumi saat terjadi perebutan tahta Majapahit.

Pada tahun 1478, keluarga Kertabhumi juga melarikan diri ke Blambangan. Rombongan pelarian ini dipimpin oleh Miruda.

Lembu Miruda kemudian mendirikan pertapaan Watuputih di Hutan Blambangan. Dia berdoa agar keturunannya ada yang menjadi raja.

Doanya itu terkabul. Pada abad ke-16, cucu Lembu Miruda yang bernama Bima Koncar meneguhkan diri sebagai Raja Blambangan.

Taman BlambanganWikipedia Taman Blambangan
3. Perang Puputan Bayu Ditetapkan Hari Jadi Banyuwangi

Hari Jadi Banyuwangi ditetapkan pada tanggal 18 Desember 1771. Tanggal ini merupakan tanggal bersejarah yang berkaitan dengan Perang Puputan Bayu.

Perang Puputan Bayu ini merupakan perang habis-habisan antara Blambangan melawan Belanda.

Konon, wilayah Belambangan diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC. Namun, perusahaan dagang Belanda itu tidak menganggap Belambangan penting.

Hingga kemudian, Inggris menjalin kerja sama dengan Blambang, dan berhasil mendirikan kantor dagang di bandar Banyuwangi, tepatnya di Kompleks Inggrisan sekarang.

Mengetahui hal itu, barulah VOC bergerak cepat menguasai Banyuwangi. VOC tidak ingin wilayah tersebut dikuasai oleh Inggris.

Kedatangan VOC disambut perang besar oleh masyarakat Blambangan. Perang pecah selama lima tahun, yaitu 1767-1772.

Perang besar itu yang disebut dengan Perang Puputan Bayu, dan menjadi awal terbentuknya daerah yang dikenal dengan Banyuwangi.

Baca juga: 8 Fakta Menarik Surabaya, Kota Termacet di Indonesia yang Kalahkan Jakarta

4. Legenda Sri Tanjung

Adapun asal-usul nama Banyuwangi sering dikaitkan dengan legenda seorang istri patih bernama Sri Tanjung.

Sri Tanjung ini merupakan seorang wanita cantik dan istri dari patih yang bernama Sidopekso.

Kecantikan Sri Tanjung membuat raja yaitu Prabu Sulahkromo kepincut. Maka sang Prabu menggunakan cara licik untuk merebut Sri Tanjung dari patihnya.

Prabu Sulahkromo lantas memberikan tugas yang mustahil kepada Patih Sidopekso. Sang patih sama sekali tidak curiga dan berangkat menjalankan tugas.

Saat Patih Sidopekso tidak ada itulah, Prabu Sulahkromo berusaha menggoda dan merau Sri Tanjung.

Namun, godaan dan rayuan itu tidak mempan. Sri Tanjung memilih tetap setia menunggu suaminya datang.

Sikap Sri Tanjung membuat sang prabu murka. Saat Patih Sidopekso kembali, sang prabu menyampaikan fitnah tentang Sri Tanjung.

Kepada Sidopekso, sang prabu mengaku telah digoda dan dirayu oleh Sri Tanjung.

Mendengar hal itu, Patih Sidopekso murka kepada istrinya. Dia bahkan menghunuskan keris dan siap untuk membunuh Sri Tanjung.

Sri Tanjung sama sekali tidak diberi kesempatan untuk membela diri. Akhirnya Sri Tanjung berujar, agar mayatnya dibuang ke sungai yang keruh.

Jika air sungai berubah menjadi jernih dan harum, maka Sri Tanjung tidak bersalah dan setia menjaga kesuciannya.

Sebaliknya, jika air sungai tetap keruh, maka apa yang disampaikan sang prabu benar.

Benar saja, Patih Sidopekso lantas menusukkan kerisnya ke Sri Tanjung, dan membuang jenazahnya ke sungai.

Beberapa saat kemudian, air sungai itu berangsur jernih dan bau harum menyeruak.

Mengetahui itu, Patih Sidopekso menyesali perbuatannya yang sudah tidak mempercayai istrinya.

Sang patih lantas menjerit “banyu.. wangi… banyu… wangi…”.

Savana Sadengan di Taman Nasional Alas Purwo, BanyuwangiArsip Humas Pemkab Banyuwangi Savana Sadengan di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi
5. Punya Banyak Julukan

Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa julukan, yang berasal dari ciri khas daerah tersebut. Beberapa julukan itu antara lain:

  • The Sunrise of Java. Julukan ini berasal dari posisi Banyuwangi yang berada di ujung timur pulau Jawa, sehingga menjadi pertama terkena sinar matahari terbit.
  • Bumi Blambangan. Julukan ini berasal dari fakta sejarah Kerajaan Blambangan yang pernah berjaya di wilayah Banyuwangi.
  • Kota Osing. Julukan ini berasal dari Suku Osing, yang memang mendiami wilayah Banyuwangi.
  • Kota Festival. Julukan ini berawal dari kesuksesan Banyuwangi menyelenggarakan Banyuwangi Ethno Carnival pada tahun 2011 lalu.

6. Memiliki Taman Nasional Alas Purwo

Banyuwangi merupakan tuan rumah dari Taman Nasional Alas Purwo yang menyimpan beragam flora dan fauna yang dilindungi.

Lokasi taman nasional ini membentang di dua kecamatan Banyuwangi, yaitu Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwojarho.

Taman Nasional Alas Purwo juga berada di ujung timur Pulau Jawa yang menyimpan banyak spot wisata.

Baca juga: Taman Nasional Alas Purwo: Sejarah, Flora dan Fauna di Dalamnya, serta Spot Wisata

7. Memiliki Banyak Tempat Wisata

Kabupaten Banyuwangi terkenal dengan beragam tempat wisatanya, mulai dari pantai, pegunungan, hutan, kawah, dan sebagainya.

Beberapa tempat wisata di Banyuwangi, antara lain, Pantai Cacalan, Grand Watudodol, Bangsring Under Water, Mutiara Pulau Tabuhan.

Lalu De Djawatan, Gandrung Terakota, Kawah Ijen, Green Gumuk Candi, Gunung Ranti, Mondoleko, Air Terjun Jagir, Akbar Zoo, Taman Satwa Mirah Fantasia, hingga Kalisawah Adventure.

Sumber:
Kompas.com
https://www.banyuwangikab.go.id/
https://banyuwangitourism.com/destination

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Semeru Kembali Meletus, Keluarkan Asap Setinggi 1.500 Meter

Gunung Semeru Kembali Meletus, Keluarkan Asap Setinggi 1.500 Meter

Surabaya
Cerita Warga yang Dusunnya Terisolasi akibat Banjir Lahar Semeru

Cerita Warga yang Dusunnya Terisolasi akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
Kronologi Siswi di Sukabumi Meninggal Saat Seleksi Paskibraka,Sempat Pingsan Usai Lari 12 Menit

Kronologi Siswi di Sukabumi Meninggal Saat Seleksi Paskibraka,Sempat Pingsan Usai Lari 12 Menit

Surabaya
Polisi Telah Periksa Terduga Pelaku Kekerasan pada Anak Isa Bajaj, Status Masih Saksi

Polisi Telah Periksa Terduga Pelaku Kekerasan pada Anak Isa Bajaj, Status Masih Saksi

Surabaya
Kronologi Suami Istri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru Sepulang Silaturahmi

Kronologi Suami Istri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru Sepulang Silaturahmi

Surabaya
Jasad Bapak dan Anak yang Tercebur di Sungai Kalimas Gresik Ditemukan

Jasad Bapak dan Anak yang Tercebur di Sungai Kalimas Gresik Ditemukan

Surabaya
PDI-P Persilakan Anang Hermansyah Ikut Pendaftaran Bacabup-Bacawabup Jember

PDI-P Persilakan Anang Hermansyah Ikut Pendaftaran Bacabup-Bacawabup Jember

Surabaya
TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Miliknya Usai Diceraikan Suami

TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Miliknya Usai Diceraikan Suami

Surabaya
DPC PDI-P Jember Buka Pendaftaran Bacabup Bacawabup Pilkada 2024

DPC PDI-P Jember Buka Pendaftaran Bacabup Bacawabup Pilkada 2024

Surabaya
3 Dusun di Lumajang Terisolasi Imbas Jembatan Putus akibat Banjir Lahar Semeru

3 Dusun di Lumajang Terisolasi Imbas Jembatan Putus akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
UPDATE Banjir dan Longsor Lumajang, 3 Meninggal dan 17 Jembatan Rusak

UPDATE Banjir dan Longsor Lumajang, 3 Meninggal dan 17 Jembatan Rusak

Surabaya
Petasan Meledak Jelang Pernikahan di Bangkalan, Calon Pengantin Kritis

Petasan Meledak Jelang Pernikahan di Bangkalan, Calon Pengantin Kritis

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com