Selain itu, Danu juga sengaja mempersiapkan uang sebagai bekal selama perjalanan.
Persiapan uang itu, menurutnya, lebih ke arah kemandirian. Sebab, dia merasa pantang meminta-minta selama dalam perjalanan.
Meski demikian, dia tidak menampik jika ada yang memberikan uang selama perjalanannya. Contohnya saat berada di kawasan Genuk, Semarang.
"Ada orang naik mobil Alphard, berhenti lalu kasih uang Rp 400.000 ke saya," ujarnya.
Baca juga: RSUD SLG Kediri Siapkan 2.000 Dosis Vaksin Booster, Ini Jadwal dan Syaratnya
Namun uang tersebut tidak lantas ia nikmati sendiri. Tetapi lebih banyak disalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan yang dijumpainya di jalan.
Danu menyebutkan mengenai filosofi paralon dan gentong. Paralon yang berarti penyaluran, sedangkan gentong adalah penimbun.
"Saya memilih paralon daripada gentong. Makanya di jalan juga berbagi dengan banyak orang seperti anak punk maupun abang becak," lanjut pria yang pernah membuka usaha fotokopi di Pare itu.
Menempuh sepertiga perjalanan, Danu mengaku tidak ada kendala berarti.
Bahkan menurutnya, dia cukup menikmati perjalanan itu dan banyak mendapatkan pengalaman yang bisa memperkaya batinnya.
Selain itu bisa berinteraksi dengan berbagai macam kalangan masyarakat juga menjadi kepuasaan tersendiri.
Baca juga: 9 Kafe Instagramable Kediri, Cocok buat Tempat Ngopi dan Nongkrong
Selama perjalanannya itu, membuatnya leluasa mampir ke berbagai tempat.
Terutama tempat-tempat yaang membawa ketenangan seperti masjid bersejarah.
Namun demikian suatu kali, kata Danu, dia sempat hampir menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Yakni saat perjalanan malam di kawasan hutan Alas Roban.
"Saat itu malam-malam dan hujan. Hampir ketabrak motor tapi bisa menghindar. Lalu saya dan yang naik motor itu saling memaafkan," ujarnya.
Baca juga: Selama 3 Bulan Terakhir, Kasus Stunting di Surabaya Turun Drastis
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.