SURABAYA, KOMPAS.com - Di peringatan Hari Gizi Nasional, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Gebyar Lomba Bersama Wujudkan ‘Surabaya Emas’ (Eliminasi Masalah Stunting) di halaman Taman Surya, Surabaya, Rabu (26/1/2022).
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji hadir memberikan semangat kepada 308 peserta balita berisiko stunting di Kota Pahlawan.
Baca juga: Penipuan Investasi Alkes di Surabaya, Tawarkan Untung 40 Persen, Total Kerugian Rp 30 Miliar
Eri menyampaikan kepada para orangtua yang hadir, Kota Surabaya akan menjadi kota yang hebat ketika generasi mudanya sehat dan terbebas dari stunting.
Lomba Surabaya Emas diharapkan bisa menjadi sarana lompatan untuk ibu-ibu di Kota Pahlawan memperhatikan gizi anak balitanya.
"Saya tidak akan pernah membangun suatu yang monumental di Surabaya, tapi yang saya bangun adalah generasi mudanya. Ini sudah menjadi tugas saya dan Pak Armuji ke depannya," kata Eri di hadapan ibu-ibu di halaman Taman Surya, Rabu (26/1/2022).
Penanganan stunting di Kota Pahlawan, menjadi salah satu fokus Wali Kota Eri dan Wawali Armuji di tahun ini.
Oleh sebab itu, ia menginstruksikan jajaran Dinkes Surabaya, camat, lurah, PKK serta kader kesehatan untuk gerak cepat menangani stunting.
Eri menyarankan agar jajaran Dinkes Surabaya, camat, lurah, PKK dan kader kesehatan melakukan pengecekan secara rutin dan pendampingan ke rumah-rumah warga untuk mencegah stunting.
"Saya tugaskan kepada Kadinkes untuk mendata setiap anak yang lahir di Surabaya. Kapan pun itu harus tahu jumlahnya, begitu juga kepada para Kepala Puskesmas dan Kader Kesehatan untuk memantau warganya, tetangga atau saudaranya, kalau ada kekurangan tolong disampaikan segera. Insya Allah tidak ada lagi yang namanya stunting," tegas Eri.
Dalam momen itu, Eri dan Armuji sempat menyuapi bubur bayi kepada perwakilan lima balita berisiko stunting.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina menjelaskan, lomba ini diikuti balita berisiko stunting yang ada di 154 kelurahan se-Surabaya.
Sedangkan yang hadir di halaman Taman Surya, total ada 308 balita berisiko stunting.
"Setiap kelurahan diwakilkan dua anak balita berisiko stunting. Ada beberapa yang diwakilkan karena berhalangan hadir," jelas Nanik.
Angka stunting turun dalam 3 bulan terakhir
Nanik mengatakan, data pada Oktober 2021, terdapat 5.727 balita stunting di Surabaya. Pada akhir 2021, jumlahnya menurun menjadi 1.785 balita.