Sekitar 847 Masehi, saat kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah diperintahkan Sri Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu, kerajaan berkembang pesat.
Raja yang disegani diseluruh pulau Jawa dan terkenal di seluruh Nusantara serta mancanegara berharap memperluas wilayahnya.
Perluasan wilayah dilakukan dengan cara melalui penaklukan maupun persahabatan.
Perluasan kerajaan Mataram Kuno sampai ke Jawa Timur. Namun, tidak ada tanda terjadi penaklukan dengan peperangan antara Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Kanjuruhan.
Ketika, Kerajaan Mataram Kuno diperintahkan oleh Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung, raja Kanjuruhan menyumbangkan satu konstruksi candi perwana di komplek Candi Prambanan yang dibangun Sri Maharaja Rakai Pikatan tahun 856 M. Candi pengiring diletakkan di deret sebelah timur.
Baca juga: Merawat Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Malang yang Baru Ditemukan
Aktivitas semacam ini merupakan suatu kebiasaan untuk raja-raja daerah kepada pemerintah pusat. Maksudnya, supaya hubungan kerajaan pusat dan kerajaan di daerah selalu terjadi tambah akrab.
Kerajaan kanjuruhan saat itu praktis dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Walaupun demikian, Kerajaan Kanjuruhan tetap memerintah di daerahnya.
Raja Kanjuruhan lebih dikenal dengan sebutan Rakryan Kanuruhan, atau berarti Penguasa Daerah di Kanuruhan. Kanuruhan sendiri merupakan perubahan bunyi dari Kanjuruhan.
Karena sebagai kerajaan daerah, kekuasan tidak seluas seperti saat berdiri sendiri, seperti saat didirikan nenek moyang dulu.
Kekuasaan raja daerah di Kanjuruhan waktu itu dikenal sebagai daerah lereng timur Gunung Kawi.
Sumber: http://p2k.unkris.ac.id/id3
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.