Untuk tingkat SD, Yusuf menerangkan, pelaksanaan PTM 100 persen belum bisa dilaksanakan secara penuh, karena masih ada sebagian siswa yang belum mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun.
Ditambah, adanya penyesuaian terhadap siswa yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
"Sedangkan untuk swab test acak atau sampling itu mengikuti kondisi dan akan didampingi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes). Minimal nanti dilakukan per wilayah, untuk pelaksanaanya akan kami koordinasikan lebih lanjut dengan Dinkes," terang dia.
Baca juga: Polisi Sebut Pemerintah Tak Terlibat Peredaran Vaksin Booster Ilegal di Surabaya
Pada pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya, Yusuf mengaku akan tetap melakukan pengawasan dan antisipasi di lingkungan sekolah.
Salah satunya adalah meminta peran dari para tenaga pengajar, untuk memperhatikan dan memahami kondisi setiap siswanya.
"Anak itu terlihat dari perilakunya setiap hari, contohnya biasanya lincah tapi kok tidak lincah. Jadi terlihat dari kondisi fisik tersebut, maka guru harus mengetahui hal itu," kata dia.
Oleh karena itu, Yusuf meminta kepada setiap sekolah untuk membuat suasana proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, seperti dengan memberikan relaksasi kepada para siswa.
Baca juga: Siswa di Surabaya Antusias Sambut PTM 100 Persen, Wali Kota: Kita Pastikan Nyaman dan Aman
"Untuk SD/SMP bisa melakukan relaksasi dalam bentuk yang lainnya, misalnya senam. Karena relaksasi itu harus menyenangkan" ungkap dia.
Selanjutnya, terkait evaluasi pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya, Yusuf mengaku bahwa pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi dengan Dinkes dan Pakar Epidemiologi, terkait perkembangan PTM 100 persen.
"Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk anak-anak di Kota Surabaya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.