Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Blitar Meningkat Tajam Sepanjang 2021, Paling Banyak Menyerang Anak-anak

Kompas.com - 12/01/2022, 11:55 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) dan cikungunya mulai melonjak di Kota Blitar, Jawa Timur.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Blitar, Trianang Setiawan mengatakan, ada 86 kasus DBD pada 2021 atau naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 36 kasus.

Menurut Trianang, peningkatan kasus terjadi di bulan November dan Desember dengan masing-masing 10 dan 17 kasus atau naik tiga kali lipat lebih dibanding Oktober yang hanya empat kasus.

Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Landa Blitar, 2 Rumah Rusak Tertimpa Pohon Tumbang

Sementara pada pekan pertama Januari 2022, sudah dilaporkan dua kasus baru DBD.

"Kasus DBD di Kota Blitar paling banyak menjangkiti anak-anak usia di bawah 12 tahun," kata Trianang, Rabu (12/1/2022).

Trianang mengingatkan bahwa DBD merupakan penyakit menular yang terjadi melalui perantara gigitan nyamuk.

Musim penghujan beberapa bulan terakhir, jelasnya, mengakibatkan banyaknya genangan air yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

Dia menegaskan bahwa pengasapan atau fogging hanya langkah instan untuk mengurangi nyamuk dewasa namun tidak dapat mengatasi perkembangbiakan nyamuk secara efektif.

Baca juga: 68 Kasus DBD Terjadi di Jombang Sepanjang 2021, 2 di Antaranya Meninggal

"Cara paling efektif tetap membersihkan sarang nyamuk seperti menguras bak mandi, memeriksa di sekitar rumah genangan yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk," jelasnya.

Dia juga mengingatkan warga untuk segera memeriksakan diri atau anggota keluarganya jika mengalami gejala terjangkit DBD.

Salah satu gejala utama, kata dia, adalah naiknya suhu tubuh paling tidak 37,5 derajat celcius atau lebih selama tiga hari. 

Mulai fogging

Sejumlah kelurahan pun gencar melakukan fogging, salah satunya di Kelurahan Sananwetan.

Koordinator Kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Siti Nurhasanah mengatakan, fogging hanya efektif selama tiga hari. 

"Ini karena ada permintaan dari warga di lingkungan dimana terjadi kasus. Kalau fogging itu paling efektif hanya tiga hari," ujar Siti ditemui wartawan di lokasi fogging di Jalan Dr Soetomo, Rabu.

Baca juga: Awal 2022, DBD Serang 4 Kecamatan di Kabupaten Madiun, Ada 8 Pasien

Kata Siti, saat ini terdapat dua kasus DBD dan tujuh kasus cikungunya di sejumlah RW di Kelurahan Sananwetan yang semuanya sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Siti menambahkan, cara paling efektif menghadapi penyebaran DBD dan cikungunya adalah dengan melakukan pembersihan sarang nyamuk. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Surabaya
Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Surabaya
Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Surabaya
5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

Surabaya
Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Surabaya
Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Surabaya
Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Surabaya
Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Surabaya
Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Surabaya
Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Surabaya
Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Surabaya
Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Surabaya
Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com