Menurutnya, genangan air yang terjadi di kawasan Basuki Rahmat itu disebabkan karena aliran air hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari (Grahadi).
Makanya, pintu air brandgang tersebut harus dibuka supaya dapat membagi aliran air ketika hujan deras turun.
"Air yang harusnya lari ke brandgang malah ke grahadi (Kenari), jadinya antre di situ. Maka harus diganti brandgangnya, jangan ditutup," ucap dia.
Baca juga: Aturan dan Lokasi Karantina WNI dari Luar Negeri Terbaru Januari 2022, Termasuk di Wilayah Surabaya
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto menambahkan, genangan air yang terjadi di pusat kota disebabkan konektivitas saluran arah pembuangannya hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari.
Karena itu, sesuai arahan wali kota, pihaknya telah mengambil sejumlah langkah alternatif.
"Saya sudah koordinasi dengan teman-teman di dinas. Nanti ke depan saya akan membagi aliran dari Panglima Sudirman ke arah Kalimas langsung," kata Lilik.
Melalui cara itu, Lilik menyebutkan, aliran air tak hanya menuju ke Rumah Pompa Kenari karena sudah terbagi menjadi dua arah.
Diharapkan cara tersebut dapat mengatasi genangan air di pusat kota ketika hujan deras turun.
"Biar tidak hanya melalui pompa grahadi (kenari), itu yang pertama. Dari situ nanti kita bisa membagi aliran air arah hulu ke hilirnya jadi dua, paling tidak pompa grahadi akan lebih mampu mengatasi genangan di pusat kota," jelas dia.
Baca juga: Polisi Buru Pelaku yang Bacok Pria di Surabaya, Identitas Sudah Diketahui
Di samping itu, Lilik menjelaskan bahwa genangan yang terjadi di pusat kota, juga disebabkan karena Rumah Pompa Kenari banyak kehilangan energi.
Selain karena banyaknya sampah yang harus di-screening, disebabkan pula adanya material bangunan yang menghalangi.
"Pertama kena screening, terus ada material bangunan yang menghalangi. Itu akan kita tambah kapasitasnya dengan membuka di sampingnya pompa grahadi itu, laluan air," ujar dia.
Lilik juga memastikan, pihaknya telah mengondisikan permukaan air Kalimas pada posisi paling rendah dengan pompa PN yang di sana.
Baca juga: Risma Berpotensi Maju di Pilkada DKI 2024, Hasto Puji Keberhasilan Pembangunan Surabaya