Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu Antar Anak Vaksin, Harus Dibujuk 2 Hari karena Takut Jarum

Kompas.com - 18/12/2021, 15:13 WIB
Muchlis,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya sedang fokus melakukan suntik vaksin kepada anak usia 6-11 tahun. Upaya yang dilakukan tentunya tak lepas dari peran berbagai pihak seperti tenaga kesehatan, guru, hingga orangtua.

Peran orangtua untuk mengajak anak vaksin dirasakan langsung oleh Go Dina Devona (41), warga Wonokromo Surabaya.

Dina bercerita, dia harus membujuk putrinya sejak dua hari lalu untuk vaksin karena anaknya takut dengan jarum suntik.

"Ini anak kedua saya sekarang kelas 6 di Xin Zhong, namanya Briyanna Kate Lynne Simbolon. Kalau anak saya tadi memang takut jarum suntik ya. Selama perjalanan tadi di dalam mobil sudah cengkeram tangan saya, dia tegang," kata Dina pasca menerima kartu vaksin anaknya. Sabtu (18/12/2021).

Baca juga: Anak Takut Disuntik, Seorang Perawat Suntikkan Sendiri Vaksin ke Anaknya

Dina mengaku, segala upaya dilakukannya agar si kecil bisa tenang, nyaman, serta mau divaksin. Salah satunya dengan menyampaikan manfaat vaksin dan memberi tahu agar cepat bisa bersekolah normal seperti sebelum pandemi melanda.

"Sekarang anak saya kelas 6, sudah dua tahun ya nggak bisa ketemu langsung sama gurunya dan teman-temannya. Karena itu juga dia mau," cerita dia.

Dina sangat menginginkan anaknya bisa belajar tatap muka. Tapi selama ini harus tertunda karena situasi pandemi yang belum juga berakhir.

Setibanya di lokasi vaksinasi dan melihat konsep penyelenggaran vaksin di sekolah bernuansa natal, Dina mengatakan anaknya mulai rileks dan tidak terlalu tegang.

Selain nyaman karena teratur, Dina juga meyakinkan putrinya bahwa vaksinasi ini seperti perayaan natal.

"Tuh kan semuanya pakai kostum natal, ini bukan mau vaksin tapi mau natalan. Saya senang sekali dengan konsep begini, padahal sebelum vaksin itu kita diundang untuk sosialisasi ditanyakan tentang kendala siswa. Tapi tidak disampaikan konsep ini," ungkap Dina.

"Kami tadi datang teratur ya, langsung didampingi dan diarahkan jadi tidak bingung kita. Saya bilang sama anak saya 'Udah jangan takut ini gak sakit, justru buat kesehatan adek juga," sambungnya.

Berbeda dengan cerita yang dialami oleh ibu Novi Susiana (40) warga Kendangsari. Dia juga mendampingi anak pertamanya.

Gabriel Carmichael Halim putra semata wayang Novi ini mengaku tidak tegang setelah dia bisa melihat jarum suntik. Kebiasaan anaknya itu dimiliki sejak dini.

Ketika Gabriel sakit dan berobat, maka harus melihat jarum suntik dengan seksama agar hilang rasa takut dan tegangnya.

"Tadi dibantu sama petugas dan misnya ya, disuruh jangan lihat jarum. Dia gak bisa karena beda anak saya ini, itu masih sesenggukan,"kata dia.

Baca juga: Cerita Orangtua Antarkan Anaknya Ikut Vaksinasi Covid-19, Berharap Anak Bisa Segera Sekolah

"Saat jarum suntik sudah siap, Gabriel dibujuk sama Santa Claus, tapi dia gak sampek keluar air mata, karena saya bilang malu sama yang lainnya gak ada yang nangis itu," ucap dia.

Sementara itu Inge Liana Kepala Non Akademik Xin Zhong, berterimakasih kepada seluruh orangtua muridnya yang telah mendampingi.

Selama proses vaksinasi berjalan belum ada temuan gejala pada siswanya.

"Semoga kita tahun depan bisa belajar tatap muka ya, semua guru disini juga rindu, tetap jaga kesehatan." Pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara di Sidoarjo Tertangkap Korban dan Dihajar Massa

Pelaku Pelecehan Payudara di Sidoarjo Tertangkap Korban dan Dihajar Massa

Surabaya
Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Surabaya
Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Surabaya
Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Hutan Pinus Loji Blitar: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Hutan Pinus Loji Blitar: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Bocah di Lamongan Tewas Usai Terpeleset di Telaga

Bocah di Lamongan Tewas Usai Terpeleset di Telaga

Surabaya
Anggota Geng di Surabaya Bersujud dan Menangis di Hadapan Ibunya

Anggota Geng di Surabaya Bersujud dan Menangis di Hadapan Ibunya

Surabaya
Jelang Lebaran Ketupat, Polisi Trenggalek Amankan 135 Balon Udara Berbagai Ukuran

Jelang Lebaran Ketupat, Polisi Trenggalek Amankan 135 Balon Udara Berbagai Ukuran

Surabaya
Riyoyo Kupat, Tradisi Lebaran Ketupat di Lamongan dan Gresik

Riyoyo Kupat, Tradisi Lebaran Ketupat di Lamongan dan Gresik

Surabaya
Viral TKW asal Madura Bawa Emas 3 Kilo Diminta Bea Cukai Bayar Pajak Rp 360 Juta

Viral TKW asal Madura Bawa Emas 3 Kilo Diminta Bea Cukai Bayar Pajak Rp 360 Juta

Surabaya
Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan Trenggalek

Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan Trenggalek

Surabaya
Wisatawan Bandel Mandi di Pantai Paseban, Relawan Ingatkan Bahaya Pakai Kantong Jenazah

Wisatawan Bandel Mandi di Pantai Paseban, Relawan Ingatkan Bahaya Pakai Kantong Jenazah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com