Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita "Mak Comblang" Sanusi di Blitar: Katanya Orang Sekarang Bisa Cari Jodoh Lewat Ponsel

Kompas.com - 16/11/2021, 05:52 WIB
Dheri Agriesta

Editor

 

Keputusan membuka biro jodoh di rumah

Keputusan Sanusi membuka biro jodoh di rumah sekitar tiga bulan lalu dilatarbelakangi kondisi yang kian sulit.

Sanusi kehilangan istrinya yangmeninggal sekitar tiga tahun lalu. Beberapa bulan sebelum membuka biro jodoh, motor bekas yang biasa digunakan mengojek ditarik karena menunggak angsuran.

Tanpa motor itu, Sanusi terancam kehilangan pendapatan karena tak bisa mengojek. Ia pun terancam tak bisa bertemu klien untuk layanan biro jodoh.

"Sebenarnya sepeda motor mau saya lunasi dengan menjual beberapa pohon kayu keras di pekarangan, tapi keduluan menantu saya," katanya.

Sekitar dua tahun lalu, anak perempua Sanusi memutuskan pergi ke Hongkong untuk bekerja sebagai buruh migran.

Baca juga: Kisah Sanusi Mak Comblang Blitar, Buka Biro Jodoh di Tengah Maraknya Aplikasi Kencan Digital

Di tengah kondisi yang sulit itu, Sanusi membulatkan tekad membuka biro jodoh di rumahnya. Ia kini tinggal seorang diri di rumah itu.

Sanusi duduk di teras rumahnya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Sabtu (13/11/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Sanusi duduk di teras rumahnya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Sabtu (13/11/2021)

Sanusi lalu memesan spanduk berukuran 1x15 meter bertuliskan "Biro Jodoh". Ia menyediakan jasa layanan perjodohan dengan cara lama, tanpa ponsel pintar.

Untuk mendapatkan jasa Sanusi, calon klien harus merogoh uang Rp 100.000 sebagai biaya pendaftaran. Lalu, foto berwarna, fotokopi kartu tanda penduduk (KTP), dan nomor telepon.

Foto itu akan ditunjukkan kepada klien yang kemungkinan tertarik atau sedang mencari jodoh.

Dalam dua bulan terakhir, Sanusi mengaku telah menjodohkan lima pasangan. Saat ini, tersisa tujuh kliennya yang belum mendapat jodoh, lima laki-laki dan dua perempuan.

(KOMPAS.com - Penulis: Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Surabaya
Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Surabaya
Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Surabaya
Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Surabaya
Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Surabaya
Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Surabaya
Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Surabaya
5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

Surabaya
Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Surabaya
Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Surabaya
Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Surabaya
Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Surabaya
Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Surabaya
Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Surabaya
Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com