Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kasus Mbah Trimah, jika Dianggap Salah, Saya Terima, Saya Minta Maaf Sudah Bikin Gaduh, tapi..."

Kompas.com - 03/11/2021, 20:00 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Trimah, warga lanjut usia (lansia) asal Magelang, menjadi perbincangan di media sosial beberapa hari terakhir.

Hal itu bermula ketika Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah Arief Camra mengunggah surat pernyataan keluarga Trimah di Facebook pribadinya.

Surat pernyataan itu berisi tentang kesepakatan keluarga menyerahkan perawatan Trimah kepada Griya Lansia Husnul Khatimah, Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Unggahan itu viral di media sosial. Pro dan kontra terkait surat itu pun muncul. Terkait pro dan kontra yang muncul dalam kasus Trimah, Arief meminta maaf.

"Kasus mbah Trimah, jika saya dianggap salah, saya terima dengan lapang dada dan saya minta maaf sudah bikin gaduh Indonesia," kata Arief lewat pesan singkat, Rabu (3/11/2021).

"Tapi ketiga anak mbah Trimah juga lebih salah, karena ingin lepas tanggung jawab. Nah, tanggung jawab itulah yang diambil alih Griya Lansia," tambah Arief.

Baca juga: Cerita Trimah Dititipkan di Panti Jompo: Di Sini Saja, Ada yang Merawat daripada Disia-siakan

Ibu Trimah (69) saat ditemui di Griya Lansia Husnul Khatimah, Wajak, Kabupaten Malang, Senin (1/11/2021)KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Ibu Trimah (69) saat ditemui di Griya Lansia Husnul Khatimah, Wajak, Kabupaten Malang, Senin (1/11/2021)
Alasan mengunggah surat pernyataan

Arief menjelaskan alasan mengunggah surat pernyataan keluarga yang menyerahkan orangtua mereka ke panti jompo.

Arief sengaja mengunggah surat pernyataan tersebut. Lewat unggahan itu, ia ingin mengajak masyarakat ikut merawat dan menghidupi lansia dengan berdonasi.

"Mengapa harus di-posting? ya dengan cara itu lah kami mengajak publik untuk merawat dan menghidupi mereka. Saya selama ini tidak lebih hanya mem-posting program harian dan atau asal usul lansia yang ditemukan," kata Arief.

Arief menyebut, panti jompo yang dikelolanya menampung 60 lansia. Dari jumlah itu, lansia yang diserahkan keluarga ada tiga orang.

Mereka adalah Martiin asal Sidoarjo, Trimah asal Magelang, dan Soetiyo asal Jombang. Soetiyo, kata Arief, telah meninggal.

Arief mengaku sengaja mengunggah secara terbuka surat pernyataan keluarga dari tiga lansia tersebut.

"Tiga kasus penelantaran orangtua tersebut memang saya posting terbuka agar menjadi pelajaran bagi publik," kata dia.

 

Menurutnya, apa pun kondisinya, orangtua harus menjadi tanggung jawab sang anak.

"Apalagi ketiga kasus tersebut, semua orangtuanya kondisinya lumpuh," jelasnya.

Arief tidak menampik unggahan tentang Griya Lansia di Facebook-nya untuk menarik donasi. Yayasan yang dikelolanya merupakan lembaga amal yang beroperasi dari donasi.

Biaya perawatan mahal

Arief juga sempat menyinggung biaya perawatan lansia yang tidak kecil. Dalam sebulan, satu lansia bisa menghabiskan Rp 1 juta.

Setidaknya, Griya Lansia Husnul Khatimah membutuhkan Rp 60 juta untuk merawat 60 lansia dalam sebulan.

"Sebab Griya Lansia ini ladang amal bersama, bukan milik perorangan. Siapa saja boleh ikut beramal, membantu lansia," kata Arief.

Baca juga: Alasan Ketua Yayasan Griya Lansia di Malang Unggah Surat Pernyataan Anak yang Titipkan Orangtuanya

Arief menegaskan, merawat lansia merupakan pekerjaan yang cukup berat.

"Merawat lansia itu pekerjaan terberat di antara yang berat. Maka butuh support publik agar tidak ada manusia yang tinggal di sampah, di kolong jembatan dan lain-lain," tambahnya.

Arief menegaskan, panti jompo membantu pemerintah menyelesaikan masalah lansia yang ditelantarkan.

"Griya Lansia membantu pemerintah menyelesaikan problem Lansia terlantar agar mereka mendapat kehidupan yang lebih baik," ungkapnya.

Arief merintis pendirian Griya Lansia Husnul Khatimah sejak 2019. Panti jompo itu mulai merawat lansia pada Juli 2021.

Sementara itu, belum ada penjelasan dari anak Trimah terkait kasus ini. Saat dihubungi, mereka tidak berkenan untuk dimintai keterangan.

(KOMPAS.com/Kontributor Malang, Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com