Menurutnya, apa pun kondisinya, orangtua harus menjadi tanggung jawab sang anak.
"Apalagi ketiga kasus tersebut, semua orangtuanya kondisinya lumpuh," jelasnya.
Arief tidak menampik unggahan tentang Griya Lansia di Facebook-nya untuk menarik donasi. Yayasan yang dikelolanya merupakan lembaga amal yang beroperasi dari donasi.
Biaya perawatan mahal
Arief juga sempat menyinggung biaya perawatan lansia yang tidak kecil. Dalam sebulan, satu lansia bisa menghabiskan Rp 1 juta.
Setidaknya, Griya Lansia Husnul Khatimah membutuhkan Rp 60 juta untuk merawat 60 lansia dalam sebulan.
"Sebab Griya Lansia ini ladang amal bersama, bukan milik perorangan. Siapa saja boleh ikut beramal, membantu lansia," kata Arief.
Baca juga: Alasan Ketua Yayasan Griya Lansia di Malang Unggah Surat Pernyataan Anak yang Titipkan Orangtuanya
Arief menegaskan, merawat lansia merupakan pekerjaan yang cukup berat.
"Merawat lansia itu pekerjaan terberat di antara yang berat. Maka butuh support publik agar tidak ada manusia yang tinggal di sampah, di kolong jembatan dan lain-lain," tambahnya.
Arief menegaskan, panti jompo membantu pemerintah menyelesaikan masalah lansia yang ditelantarkan.
"Griya Lansia membantu pemerintah menyelesaikan problem Lansia terlantar agar mereka mendapat kehidupan yang lebih baik," ungkapnya.
Arief merintis pendirian Griya Lansia Husnul Khatimah sejak 2019. Panti jompo itu mulai merawat lansia pada Juli 2021.
Sementara itu, belum ada penjelasan dari anak Trimah terkait kasus ini. Saat dihubungi, mereka tidak berkenan untuk dimintai keterangan.
(KOMPAS.com/Kontributor Malang, Andi Hartik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.