Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Porang di Jatim Anjlok, Petani Mengadu ke Dewan hingga Minta Bantuan Pemprov

Kompas.com - 28/10/2021, 20:39 WIB
Muchlis,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Hartoyo, koordinator pegiat budi daya tanaman porang kini harus mencari solusi agar harga porang kembali stabil.

Menurutnya, harga porang kini sedang terjun bebas dari semula per kilo dibandrol Rp 10.000 saat ini turun menjadi Rp 7.000, bahkan bisa Rp 6.500 per satu kilogram.

"Puluhan petani dan pengusaha porang di Jatim, tadi kami mengadu ke DPRD Jatim, kami sengaja mengadukan perihal hancurnya harga porang yang sebelumnya menjadi komoditi idola di Jatim," kata Hartoyo, saat dikonfirmasi, Kamis (28/10/2021).

Kondisi yang sedemikian membuat Hartoyo dan kawan-kawannya meminta agar peran Pemprov Jatim hadir secara nyata untuk memperhatikan nasib para petani porang.

Baca juga: Folklor Panji, Etos Masyarakat Majapahit...

“Harga porang akhir-akhir ini merosot sekali. Tadi, kami sudah sampaikan ke wakil kami, kami minta Pemprov Jatim untuk memperhatikan petani porang. Saat ini kegiatan pertanian porang berhenti total karena ambruknya harga porang," terang dia.

Pria berdarah Ngawi itu, memaparkan kondisi terkini rendahnya harga jual yang berpotensi tidak mencapai biaya yang telah dikeluarkan oleh petani, mulai dari proses penanaman, perawatan, sampai panen sehingga akan menimbulkan kerugian yang besar bagi mereka.

Dia menilai, anjloknya harga jual porang disebabkan regulasi ekspor porang yang semakin sulit dan persaingan harga pasar dikancah internasional.

“Anjloknya harga porang karena regulasi ekspor porang yang kian sulit. Hal ini tidak lepas dari persaingan perdagangan porang internasional, sebab beberapa negara juga sudah mulai membudidayakan porang seperti Myanmar, Thailand, atau Vietnam,” ujar dia.

 

Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Jatim Noer Soetjipto yang menerima keluh kesah para petani porang, mengatakan, untuk menstabilkan harga porang dalam negeri menurutnya harus dibangun ekosistem bisnis porang yang baik sehingga baik petani maupun industri tidak rugi.

“Salah satu upaya yang bisa kami lakukan adalah dengan membentuk asosiasi perusahaan-perusahaan pabrik pengolahan porang dalam negeri supaya harga bisa lebih mudah dikendalikan," papar Soetjipto.

Baca juga: Kasus Korupsi Pemotongan Honor THL PDAM Kota Madiun, Ini Tanggapan Dirut

Di sisi lain dia ikut berharap Pemerintah Provinsi Jatim juga turun tangan melihat kondisi saat ini, agar para petani porang di Jatim bisa terlindungi dan tetap bisa beroperasi.

“Seharusnya pergub untuk porang yang sudah ada ini, benar-benar membantu sejahterakan petani. Jangan sampai membuat petani porang kesusahan,” ujar dia.

Dia berharap, ada sinergitas yang harmonis lintas OPD dan juga dengan para petani yang tujuannya adalah untuk menyejahterakan warga Jatim terutama para petani porang.

"Perlu juga ada sinergitas OPD terkait misalnya Disperindag, Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian Jatim untuk menyejahterakan petani porang," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com