SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) karena telah banyak membantu Pemprov Jatim lewat sebuah misi, yakni Madura Sadar Covid-19 (MARCO-19).
Melalui misi Madura Sadar Covid-19, RSTKA telah memberikan layanan kesehatan dan vaksinasi di pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau.
"Saya bangga pada adik-adik yang telah berani beraktivitas yang menantang, mengarungi lautan, mendedikasikan diri memberikan layanan kesehatan selama pelayaran satu bulan penuh di pulau-pulau di Madura," kata Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, Kamis (21/10/2021).
Selama ini, kata Khofifah, proses pendataan vaksinasi di pulau-pulau tersebut selalu terkendala dengan keterbatasan sinyal dan juga petugasnya.
Baca juga: Pencuri di Siang Bolong Terpergok Warga, Tertabrak Mobil Saat Kabur, Dihajar Massa
Sehingga, proses pendataan itu hanya bisa dilakukan di pusat kota saja.
Dengan keterlibatan RSTKA yang mengunjungi 12 pulau di Sumenep, vaksinasi di pulau-pulau kecil itu bisa berjalan.
Khofifah berterima kasih kepara seluruh relawan RSTKA yang telah membantu menyukseskan program kesehatan Pemprov Jatim.
Ia pun meminta agar layanan kesehatan dan kemanusiaan yang dilakukan RSTKA selama ini perlu untuk dilanjutkan.
"Misi layanan kesehatan dan kemanusiaan RSTKA melalui MARCO-19 seperti ini perlu dijadikan contoh dan dilanjutkan," tutur Khofifah.
Terkait dengan pendanaan, Khofifah menyatakan bahwa Pemprov Jatim bisa membantu pembiayaan terhadap misi-misi layanan kesehatan dan kemanusiaan yang dilakukan RSTKA.
Pembiayaan ini bisa dicover dengan dana hibah, melalui Dinas Kesehatan pada tahun anggaran 2022.
"Adapun besaran dana hibah bisa dihitung dari berapa kali pelayaran dalam satu tahun dan berapa biaya per bulannya. Sedangkan kekurangannya bisa dicarikan melalui program CSR dari partner RSTKA yang sudah ada," kata Khofifah.
Direktut RSTKA dr Agus Harianto mengatakan, selama satu bulan memberikan layanan kesehatan di 12 pulau di Kabupaten Sumenep, RSTKA telah memberikan layanan pengobatan dasar, bedah, obstetri dan ginekologi, layanan persalinan serta dampingan dan percepatan vaksinasi kepada masyarakat.
Menurut Agus, di beberapa pulau sebenarnya sudah ada rumah sakit, namun belum bisa beroperasi secara mandiri.