Sebab, pemerintah tak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa adanya dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakatnya.
"Insya Allah dengan gotong-royongnya jenengan (masyarakat), kekuatan kehebatan jenengan, saya yakin Surabaya akan menjadi lebih baik. Ayo bersama kita gerakan ekonomi, ayo kita bersama-sama membahagiakan warga Surabaya," ucap Eri.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyampaikan, untuk mempertahankan atau menurunkan zona kuning ke hijau, adalah dengan tetap menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes).
"Kami walaupun sudah zona kuning, tetap harus waspada, tetap jaga protokol kesehatan. Yang harus kami lakukan adalah tetap 3M dan tracing, testing masif. Semakin cepat kita menemukan kasus, semakin cepat kami isolasi dan diobati, Insya Allah," kata Febria.
Pihaknya ingin agar tracing dan testing di Surabaya ke depan bisa lebih dimasifkan.
Baca juga: Seleksi CPNS Pemprov Jatim, Sejumlah Formasi Dokter Spesialis di Luar Surabaya Sepi Peminat
"Kami testing mencapai 4.500. Untuk yang tracing kami sudah 1:28. Kalau target dari pusat (nasional) 1:15, tetapi kami sudah 1:28. Menurut saya adalah setiap kontak erat harus tetap kami temukan di manapun," ujar Febria.
Di samping testing dan tracing, Pemkot Surabaya bersama instansi terkait juga terus memasifkan pelaksanaan vaksinasi.
Data Dinkes Surabaya mencatat, vaksinasi dosis pertama di Surabaya telah mencapai 1.902.209 atau 85,76 persen dari target Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan vaksinasi dosis kedua, sudah mencapai 1.330.505 atau 59,98 persen dari target Jatim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.