MADIUN, KOMPAS.com - Semenjak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Kota Madiun, pendapatan warung milik Supiah, Sutini, dan Wiwik Endarini berkurang drastis.
Kebijakan pemerintah yang melarang makan di tempat makin membuat warung ketiga ibu itu sepi pembeli.
Ketiga ibu itu bahkan lega ketika pendapatan warung mereka balik modal. Mereka semakin bersyukur jika mendapat untung meski sedikit.
“Selama PPKM Darurat diberlakukan pendapatan kami berkurang. Kadang hasil jualan buat belanja bahan makanan pas-pasan. Dan kadang tidak cukup,” kata Supiah pemilik warung makan Bu Gatot di RT 27, Perumahan Asabri, Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (23/7/2021).
Sehari-hari, Supiah berjualan kolak, aneka sayur matang, dan lauk. Supiah membuka warung di depan rumahnya.
Warung itu berada tak jauh dari taman Perumahan Aasabri Kanigoro.
Baca juga: Di Madiun, PKL Diberdayakan untuk Cukupi Kebutuhan Makan Pasien Isoman
Supiah merupakan salah satu pedagang yang mendapat bantuan bahan makanan dari Pemerintah Kota Madiun.
Pemkot Madiun mengeluarkan kebijakan itu untuk memberdayakan para pedagang kaki lima (PKL) dan membantu warga yang isolasi mandiri.
PKL yang mendapat bantuan memiilki tanggung jawab membantu pasokan makanan bagi warga yang sedang isoman.
Bantuan tersebut membuat Supiah kembali bersemangat berdagang. Ia dan suaminya hanya bergantung dari pendapatan warung itu untuk bertahan hidup.
Supiah kini hanya tinggal berdua dengan suaminya di rumah. Kedua anaknya telah berkeluarga dan tinggal di tempat lain.
Bagi Supiah, bantuan bahan makanan yang diberikan Pemkot Madiun sangat membantu modal berjualan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.