Ruang isolasi penuh dan nakes "tumbang"
Herya menyebutkan, selain oksigen, kapasitas tempat tidur sejatinya menjadi alasan utama IGD RSUD Mardhi Waluyo ditutup.
"Sebenarnya yang utama karena IGD saat ini sudah penuh, sudah overload bahkan. Statusnya sekarang sudah 125 persen keterisiannya," ujar Herya.
IGD, kata Herya, tak mungkin lagi menampung pasien baru. RSUD Mardhi Waluyo baru akan membuka IGD setelah jumlah pasien berkurang.
"Di IGD masih menumpuk pasien yang baru datang dan menunggu hasil tes PCR untuk Covid-19. Jadi sifatnya sementara. Kami mohon masyarakat maklum dan sementara mencari rumah sakit lain," ujarnya.
Tenaga kesehatan (nakes) pun kewalahan menangani pasien Covid-19. Apalagi, sejumlah rekan mereka mulai "tumbang".
Baca juga: PPKM Darurat di Blitar, Pelanggar Protokol Kesehatan Ditindak, Bantuan Sembako Disalurkan
Herya menyebut, banyak tenaga kesehatan di RSUD Mardhi Waluyo yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka kini menjalani isolasi mandiri.
"Kemarin lima orang porter IGD dan beberapa perawat confirm," ujarnya.
Jumlah itu menambah deretan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Rata-rata, para tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif itu menjalani isolasi mandiri karena keluarga lainnya juga terpapar.
Herya tak menyebut jumlah tenaga kesehatan di RSUD Mardhi Waluyo yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Namun, ia mengaku, seorang wakil direktur, seorang kepala bidang, dan seorang kepala seksi di rumah sakit itu juga terpapar.
"Beliau-beliau ini confirm semua satu keluarga," ujarnya tanpa menyebut jumlah pastinya.