Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Rau, Bocah 2 Tahun yang Alami Sindrom Putri Tidur, 16 Bulan Tertidur, Meninggal Setelah Dioperasi

Kompas.com - 09/04/2021, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

Dokter menyarankan agar Rau dibawa pulang karena proses terapi bisa dilakukan di rumah sakit daerah di Pamekasan.

Baca juga: Mengenal Sindrom Putri Tidur atau Sleeping Beauty Syndrome

Kondisi sempat membaik

Ia pun menjalani terapi di rumah sakit di Pamekasan selama tiga kali dalam sepekan. Namun saat pandemi Covid-19, terapi dihentikan.

Sebagai gantinya, Ratnawati mencoba pengobatan alternatif. Ia menyebut kondisi tubuh Rau berangsur-angsur membaik.

Ia sudah bisa minum susu dari botol. Bahkan, Rau sudah bisa mengonsumsi bubur. Namun, Rau rentan sakit, terutama ketika dibawa ke luar rumah.

"Sensitif sekali kesehatannya makanya jarang saya bawa keluar rumah," ungkap Ratnawati.

Baca juga: Menalar Fenomena Tidur 13 Hari Echa, Apa Benar Sindrom Putri Tidur?

Ia bercerita saat video cucunya viral di media sosial, banyak yang memberikan dukungan moral kepada mereka.

Sementara itu Sofiatul Jannah, ibu Rau mengatakan, berbagai pengobatan sudah diberikan kepada anaknya.

Sofia tidak menghitung berapa biaya yang dikeluarkan demi anaknya. Sofia juga tidak ingin dicap berutang perawatan jika anaknya meninggal.

"Sekarang Rau sudah meninggal. Meskipun sangat sedih, saya sudah banyak berkorban agar Rau bisa bertahan hidup. Mungkin Allah lebih sayang Rau," ujar Sofia.

Baca juga: Remaja Tidur Nonstop 13 Hari, Diduga Idap Sindrom Putri Tidur Langka

Sindrom Klein-Levine

Sleeping Beauty Syndrome atau Kleine-Levin Syndrome, sindrom putri tidur.Shutterstock Sleeping Beauty Syndrome atau Kleine-Levin Syndrome, sindrom putri tidur.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Ketua Kelompok Studi Nasional Sleep Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), Dr dr Rimawati Tedjakusuma memberikan sedikit gambaran dalam bidang keilmuannya bahwa ada sebuah kelainan yang disebut Kleine-Levine Syndrome.

Sindrom ini juga dikenal sebagai sindrom Sleeping Beauty atau Sleeping Beauty Syndrome yang merujuk pada kisah dongeng.

"Biasanya bentuknya episodik. Beberapa minggu atau bulan banyak tidur, setelah itu normal lagi. Sering dikira anak malas," ujar Rima saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/7/2020) siang.

Baca juga: Tidur 22 Jam Sehari, Remaja Ini Alami Sindrom Putri Tidur

Ia menjelaskan seseorang yang mengidap sindrom ini memang akan banyak menghabiskan waktu untuk tidur, tanpa makan dan buang air.

"Biasanya tidak ngompol atau BAB waktu tidur, pasien bisa bangun untuk itu (BAB dan BAK) dan makan," kata dia.

Ia menjelaskan sindrom ini biasa terjadi pada anak yang berusia remaja dan tidak akan berlangsung selamanya. Menurutnya sindrom ini bisa sembuh seiring berjalannya waktu.

"Biasanya mulai usia remaja atau usia sekolah, bisa menghilang setelah dewasa," terang dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Taufiqurrahman, Luthfia Ayu Azanella | Editor : David Oliver Purba, Sari Hardiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com