KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai, polemik kongres luar biasa (KLB) yang digelar kubu Moeldoko di Sumatera Utara memberikan hikmah tersendiri.
Hikmah tersebut terasa dengan makin solidnya seluruh kader dan pengurus partai berlambang mercy tersebut.
AHY mengatakan, para kader hampir setiap hari menggelar konsolidasi, baik di tingkat cabang hingga pusat.
"Hikmah terbesarnya kami semakin solid. Setiap hari selalu ada konsolidasi dan mesin partai selalu menghangat," kata AHY usai konsolidasi Partai Demokrat di Pasuruan Jawa Timur, Senin (5/4/2021) malam.
AHY menilai, KLB itu merupakan ujian yang didapat Partai Demokrat dari pihak luar, bukan dari dalam.
Baca juga: Bertemu Mendagri di Jayapura, Ini yang Disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe...
"Pihak eksternal yang berkomplot dengan segelintir mantan kader Partai Demokrat," terangnya.
Ia pun tak ambil pusing dengan hal itu. Menurutnya, seluruh kader kini aktif menjelaskan kondisi partai demokrat kepada masyarakat, baik secara langsung atau di media sosial.
"Ini modal penting bagi perjuangan politik Partai Demokrat," jelasnya.
KLB Partai Demokrat digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 5 Maret 2021. Dalam forum itu, Kepala Staf Presiden Moeldoko didapuk sebagai ketua umum dan Jhoni Allen Marbun sebagai sekretaris jenderal.
Kementerian Hukum dan HAM lalu menolak permohonan pengesahan hasil KLB Partai Demokrat Deli Serdang yang diajukan kubu Moeldoko.
"Pemerintah menyatakan permohonan pengesahan hasil Kongres Luar Biasa di Deli Serdang Sumatera Utara tanggal 5 Maret 2021 ditolak," kata Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Rabu (31/3/2021.
Baca juga: Soal KLB Partai Demokrat, AHY: Hikmah Terbesarnya Kami Semakin Solid...
Yasonna menjelaskan, kubu Moeldoko awalnya mengajukan permohohan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat dan perubahan kepengurusan Partai Demokrat hasil KLB.
Setelah itu, Kemenkumham memeriksa dan memverifikasi permohonan yang diajukan Moeldoko. Namun, Kemenkumham meminta pihak Moeldoko untuk melengkapi kekurangan dokumen sebagai persyaratan.
(KOMPAS.com/Achmad Faizal)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.