Walau begitu, masyarakat tak perlu cemas jika memiliki keinginan untuk menggunakan lapangan sepak bola di Surabaya.
Sebab, kata Afghani, di Surabaya masih banyak lapangan sepak bola lain yang layak digunakan untuk berlatih. Seperti lapangan Kebonsari, Karangpilang, dan Jambangan.
"Sebenarnya masih banyak lapangan sepak bola di Surabaya yang dapat digunakan. Ada sekitar 36-40 lapangan, banyak pilihan. Kalau di luar Stadion Tambaksari (G10N) dan GBT itu malah gratis, karena tidak ada perda retribusinya," ujar dia.
Di kesempatan yang sama, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dispora Surabaya, Edi Santoso menuturkan, dari beberapa dekade ke belakang, muncul legenda-legenda sepak bola asal Surabaya.
Namun, hal itu berbeda dengan kondisi sekarang, di mana saat ini sangat minim atlet-atlet berprestasi yang muncul, khususnya di bidang olahraga sepak bola.
Atas dasar itulah pemkot kemudian membuat berencana mendirikan akademi sepak bola.
"Gagasan itu sudah lama ketika bertemu mantan-mantan pemain. Kenapa, karena legenda sepak bola semakin tahun semakin habis. Karena mulai tahun 2012 sampai sekarang nyaris tidak ada kompetisi seperti dulu lagi, sehingga dispora punya keinginan," kata Edi.
Baca juga: Pemkot Malang Susun Aturan Konser Musik di Tengah Pandemi Covid-19
Melalui Puslatcab tersebut, pihaknya berharap, ke depan Kota Surabaya dapat kembali menelurkan atlet-atlet berprestasi, khususnya dalam bidang olahraga sepak bola.
Untuk mendukung pendidikan latihan sepak bola di G10N, pemkot bakal menggandeng Universitas Negeri Surabaya (Unesa) beserta mantan pemain asal klub di Surabaya untuk melatihnya.
"Kami akan coba kerja sama dengan Unesa. Unesa sudah akan membuka kursus olahraga sepak bola, nanti kami akan match-kan ke sana. Artinya, nanti ketika pendidikan di akademi jalan, maka pendidikannya akan kami bawa ke sana. Jadi keduanya harus seiring antara prestasi dan akademik," terang dia.
Ke depan, pihaknya mengaku juga bakal menyiapkan Stadion G10N sebagai pusat latihan pendidikan sepak bola beragam usia.
Mulai umur 10-12 tahun, 13-15 tahun, 15-19 tahun, atau usia senior. Namun, yang pasti, batasan usia yang dilatih bakal mengacu pada aturan Porprov Jawa Timur.
"Kalau Porprov Jatim nanti sampai umur 21 tahun, maka kami tambahi usia 17-21 tahun. Ini adalah hasil seleksi pemain Surabaya, kami akan bikin seperti itu," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.