GRESIK, KOMPAS.com - Banyak dampak negatif yang dapat disebabkan oleh kendaraan over dimension dan over load (ODOL), dari mulai kecelakaan lalu lintas fatal hingga rusaknya infrastuktur jalan raya.
Oleh sebab itu, pemerintah mematok target zero ODOL pada 2023.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, zero ODOL 2023 merupakan target yang telah disepakati oleh Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kapolri, dalam rangka meningkatkan keselamatan bagi para pengguna jalan serta mengurangi kerusakan infrastruktur jalan raya.
"Tingkat kecelakaan (akibat kendaraan ODOL) itu fatalitasnya tinggi, korban meninggal dunia bisa terjadi," ujar Budi, kepada awak media dalam kunjungan di Gresik, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Lihat Jalan Rusak, Bupati Gresik Menangkupkan Tangan Sambil Bilang ke Warga Maaf Pak
Budi menuturkan, truk ODOL cenderung berjalan lebih lambat dan itu kerap menyebabkan kecelakaan tabrak belakang dengan kendaraan lain.
Tidak jarang pula, ketika menabrak menyebabkan kendaraan lain maupun bangunan rusak fatal hingga merenggut korban nyawa.
Selain itu, penertiban dan normalisasi kendaraan ODOL juga dinilai akan dapat menghemat anggaran pemeliharaan jalan raya senilai Rp 43 triliun per tahun.
Karena, truk ODOL selama ini menjadi salah satu penyebab rusaknya infrastruktur jalan raya.
"Perlu adanya kerja sama semua pihak. Mulai dari pemerintah, polisi dan juga pengusaha," ucap dia.
Sebagai langkah simbolis menuju zero ODOL 2023, Kemenhub diwakili oleh Budi, melakukan pemotongan terhadap dua badan kendaraan ODOL di Desa Tenaru, Kecamatan Driyorejo, Gresik.
Dua kontainer yang dinilai tidak sesuai ukuran, dipotong menggunakan alat las.
"Sudah saatnya meningkatkan angka keselamatan dan menekan anggaran kerusakan jalan yang besar," kata Budi.