Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aris, Kolektor Ratusan Keping Uang Kuno dari Era Majapahit hingga Awal Republik

Kompas.com - 14/03/2021, 15:41 WIB
Usman Hadi ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Tidak banyak orang yang pernah melihat atau memegang berbagai macam uang kuno dari era Kerajaan Majaphit hingga awal Republik Indonesia.

Namun, Aris Trio Effendi (35), warga Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, memiliki ratusan keping uang kuno dari era Majapahit hingga awal-awal Indonesia merdeka.

Ratusan uang kuno itu disimpan di kediamannya.

“(Ini) koleksi pribadi, enggak (beli). Saya pun kalau beli jelas enggak mampu, harganya mahal-mahal,” kata Aris, sambil memegang uang gobog era Majapahit, Minggu (14/3/2021).

Baca juga: Arca Diduga Peninggalan Era Majapahit Ditemukan di Sendang Tengah Hutan Nganjuk

Pantauan Kompas.com, Aris mengoleksi ratusan keping uang kuno dari uang gobog yang berlaku era Majapahit, uang kepeng China kuno, uang logam gulden, sen, hingga rupiah.

Aris juga memiliki uang logam 1 sen dan uang 1 rupiah.

“Sen itu mata uang awal era antara transisi (Pemerintah Kolonial) Belanda perubahan ke Indonesia, awal-awal pakai itu,” kata dia.

Aris menuturkan, ratusan keping mata uang kuno yang dikoleksinya ini merupakan peninggalan atau warisan keluarga.

Kemudian, ia juga mendapatkan uang kuno itu dari warga sekitar.

“Sini itu kan (Ngetos) peradaban Majapahit-nya cukup lama. Saya dapatkan (uang kuno) dari masyarakat sekitar sini yang menemukan di sekitaran rumahnya,” papar Aris.

Baca juga: Cerita Aris Sang Kolektor Koin Majapahit Kuno, Tolak Tawaran Jual Rp 5 Juta Per Keping

Menurut Aris, selama ini banyak orang yang datang menawar koleksi uang kuno miliknya. Namun, penawaran tersebut tak pernah ia terima, selalu ditolak.

“Banyak yang nawar. Tapi, saya sendiri enggak pernah menjual. Satu (koin) pun enggak pernah jual,” tutur dia.

“Sering dari luar kota, tamu-tamu itu banyak (yang menawar), dia itu ingin punya memiliki. Tapi, saya sendiri juga berat untuk mengeluarkan barang itu,” lanjut Aris.

Baca juga: Nekat Menyeberangi Sungai Widas, 2 Pemuda Nganjuk Hanyut Terseret Arus

Aris bercerita, dirinya pernah didatangi seseorang yang menawar uang gobog motif wayang koleksinya. Orang tersebut menawar uang gobog senilai Rp 5 juta per keping.

Lalu pernah juga ada orang yang berkunjung ke kediamannya. Orang itu menawar uang sen kuno milik Aris dengan harga Rp 300.000 hingga Rp 400.000 per keping. Tawaran itu semuanya ditolak.

“Karena nyarinya sulit. Itu saja orang menemukan di pekarangan, di sawah atau di sungai itu belum tentu dia tiap hari mendapatkan,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya
Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Surabaya
Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Surabaya
Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Surabaya
Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Surabaya
Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Surabaya
Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Surabaya
Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Surabaya
5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

Surabaya
Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Surabaya
Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Surabaya
Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com