Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Holisa Mantan TKW Berdayakan 300 Orang di Kampungnya, Jual Kerajinan Aksesori ke 17 Negara

Kompas.com - 05/03/2021, 12:10 WIB
Rachmawati

Editor

Lisa juga memilih tak mengirimkan uang selama 2 tahun ke keluarganya di Jember. Sisa gajinya ia tabung untuk modal saat pulang kampung.

Selama di Malaysia, Lisa juga belajar cara berbisnis. Ia pun belajar cara berkomunikasi hingga mendesain aksesori.

Lisa mengaku tak ingin terus menjadi buruh migran dan ingin segera pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarganya.

Baca juga: Kata Ganjar soal TKW Terpapar Virus Corona B.1.1.7 Isolasi Mandiri di Brebes

Pulang kampung, suami menikah lagi

Pada tahun 2002, Lisa kembali ke Tanah Air. Kenyataan pahit dia temukan. Sang suami ternyata menikah lagi.

Ia pun memilih tidak menyerah. Dengan modal yang ia miliki, Lisa mulai membuat kerajinan kalung, gelang, anting, dan aksesori lainnya.

Ia pun mengajak tetangga sekitar. Kerajinan yang mereka buat kemudian dijual ke Bali.

Lisa kemudian menggunakan uang tabungannya untuk menyewa ruko di Bali untuk memasarkan kerajinan yang ia buat.

Baca juga: 2 TKW yang Terkena Virus Corona B.1.1.7 Dipastikan dalam Keadaan Baik

Mulai sejak itu, produk Elisa Rainbow semakin dikenal oleh banyak orang. Selain itu banyak turis asing yang membeli.

Kemampuan Lisa berbahasa Inggris juga sangat membantu ia berkomunikasi dengan konsumen ang berasal dari berbagai negara.

“Dari sana produk saya semakin dikenal pembeli turis asing,” ucap dia.

Pada tahun 2009, usaha Lisa sempat bangkrut. Namun ia mendapat bantuan modal dari rekan bisnisnya asal Australia. Ia pun mulai kembali merintis usahanya.

Baca juga: Cerita CW Dipaksa Jadi TKW oleh Ayah Setelah Lulus SMP, Disiksa Majikan, KTP Ditahan Agen karena Utang Royalti

Dijual ke 17 negara

Ilustrasi aksesorisPopsugar Ilustrasi aksesoris
Saat ini, kerajinan yang dibuat Lisa telah diekspor ke 17 negara antara lain China, Prancis, USA, Kostarika, Swedia, Inggris, Selandia Baru, Jepang, Australia, Spanyol, Dubai, Jerman, Malaysia, Singapore, Thailand, Korea hinga Italia.

“Senin kemarin saya kirim ke Amerika dan China,” kata dia.

Ia mengirim enam boks aksesori berupa jepit rambut seberat 100 kilogram.

Di 17 negara tersebut, Lisa sudah memiliki pembeli tetap dan ia akan mengirimkan barang ketika stok di negara yang bersangkutan sudah habis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com