Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Bertemu Banyak Orang, 98 Kiai di Jawa Timur Disuntik Vaksin Covid-19

Kompas.com - 23/02/2021, 17:11 WIB
Muchlis,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 98 kiai atau tokoh agama di Jawa Timur telah disuntuk vaksin Covid-19 Sinovac pada Selasa (23/2/2021).

Juru bicara Satuan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur Makhyan Jibril Al Farabi mengatakan, vaksinasi Covid-19 untuk kiai di Jawa Timur dilakukan di PWNU Jatim, jalan Masjid Al-Akbar Timur 9, Surabaya.

"Hari ini sudah selesai untuk para kiai. Intinya prinsip vaksinasi tahap dua itu untuk orang-orang yang kemungkinan risiko terpapar paling banyak atau orang yang rentan, seperti pelayan publik, karena pekerjaannya sering bersentuhan banyak orang, kiai dan tokoh juga masuk dalam tahap dua ini," kata Jibril saat dihubungi via telepon, Selasa.

Pada tahap dua, ada 914.200 dosis vaksin Covid-19 yang didistribusikan ke 38 kabupaten atau kota di Jawa Timur.

"Maka dari itu, kiai ini salah satu pekerjaannya selalu bertemu dengan puluhan orang bahkan ribuan dalam sehari, maka kiai masuk dalam model percontohan  untuk vaksin terlebih dahulu," jelas Makhyan.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Surabaya Dimulai, Ini Jadwal dan Tahapannya...

Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Muhammad Bin Muafi Zaini mengatakan, pihaknya mengusulkan agar kiai dan pondok pesantren bisa mendapatkan vaksin Covid-19 pada gelombang kedua kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Pria yang akrab disapa Gus Mamak itu menjelaskan, kiai dan penghuni pondok pesantren juga harus mendapat vaksin pada tahap kedua. Sebab, mereka sering bertemu banyak orang.

"Sudah saya sampaikan ke kepala dinas kesehatan dan dinas terkait, cuma masuk apa tidak itu menjadi kewenangan eksekutor, kami sudah usulkan melalui Fraksi Golkar ke Ibu Gubernur," kata dia.

Alasan Gus Mamak meminta kalangan kiai masuk dalam daftar vaksin tahap dua karena tidak hanya sebagai publik figur, tetapi juga influencer.

"Artinya kalau mereka mau dianggap tokoh masyakarat dan influncer juga masuk," ucap dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com