SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono memaknai aksi sujud Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada seorang dokter Senin (29/6/2020) kemarin, sebagai bentuk permintaan maaf.
Dia menilai, Risma meminta maaf atas warga Surabaya yang tidak taat kepada protokol kesehatan sehingga membuat dokter kewalahan.
"Bu Risma sangat menghormati tenaga medis, beliau melakukan aksi spontan meminta maaf sebagai pemimpin, ketika ada sebagian masyarakat yang belum taat protokol kesehatan, sehingga membuat para tenaga medis di RSUD Dr Soetomo milik Pemprov Jatim kewalahan," kata Adi Sutarwijono, di Gedung DPRD Surabaya, Selasa (30/6/2020) sore.
Dia menyebut, apa yang dilakukan Risma adalah sikap yang sangat baik sebagai pemimpin, karena menanggung semua kesalahan yang diperbuat warganya.
Baca juga: Risma Menangis Sambil Bersujud di Hadapan Dokter, Memohon Tidak Disalahkan
"Jadi, tidak menyalahkan masyarakat, tapi meminta maaf karena belum semua warga taat protokol kesehatan. Bu Risma tidak ingin warganya yang disalahkan. Maka beban itu dia tanggung di pundaknya. Pemimpin kan memang harus begitu," terang politisi PDI-P ini.
Permintaan maaf Risma lewat aksi sujud juga sebagai bentuk tanggung jawab moral, bahwa dia sebagai pemimpin belum bisa membantu optimal ke RSUD dr Soetomo karena permasalahan wewenang.
"Saya melihatnya itu sebagai bentuk permintaan maaf Bu Risma, bahwa dia sudah mencoba membantu, tapi kan tidak bisa masuk ke RSUD Dr Soetomo karena bukan wewenangnya," ucap dia.
Senin pagi, Risma menangis saat menggelar rapat audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya membahas penanganan Covid-19 di Balai Kota Surabaya.